Di Pos 1, terdapat sebuah tugu dan papan penunjuk jalan yang memisahkan jalur Ramma dan jalur pendakian Bawakaraeng.
Dari Pos 1, jalur pendakian semakin jelas, dan pohon besar seperti pinus semakin berkurang.
BACA JUGA:Visi Berani dan Komitmen Terhadap Keaslian, Menciptakan Sebuah Mahakarya Sinematik (08)
Waktu tempuh dari Pos 1 ke Pos 2 sekitar 45 menit.
Pos 2 merupakan tempat yang baik untuk istirahat karena terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan pendaki.
Perjalanan ke Pos 3 akan ditemani oleh pohon perdu yang menggantikan tanaman semak yang banyak dijumpai di Pos 1 dan 2.
Di rute ini, cahaya matahari yang tembus ke tanah sangat sedikit. Pos 3 berada pada ketinggian 1.835 mdpl, namun jarang dijadikan tempat istirahat.
Sepanjang rute ini, pendaki akan melihat lumut yang menempel di batang pohon, menjadi bukti akan kurangnya cahaya matahari yang menerobos ke tanah.
BACA JUGA:Mas Bro, Ini Samsung 43 T6500, Smart TV Berkualitas dengan Harga Terjangkau, Keren Cuk.
Pos 4 dan 5 adalah bagian dari jalur pendakian yang terasa berat karena mulai mendaki dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Di Pos 5, pendaki biasanya beristirahat karena terdapat sumber air yang cukup dekat.
Dari Pos 5, perjalanan dilanjutkan ke Pos 6 yang berada pada ketinggian 2.370 mdpl. Bentuk permukaan jalur ini terbilang unik karena terdiri atas hamparan batu dan pohon-pohon besar.
Di Pos 7, pendaki dapat melihat Lembah Ramma, dan awan mulai terlihat dekat.
Perjalanan dari Pos 7 ke Pos 8 akan menurun drastis, sehingga memerlukan kehati-hatian ekstra. Beberapa trek akan membawa pendaki berjalan di tepi jurang.
BACA JUGA:Wakapolri Salurkan 3.500 Paket Sembako Baksos Polri Untuk Negeri di Belawan
Di Pos 8, pendaki seringkali beristirahat dan mendirikan tenda, terutama karena terdapat sumber air.
Perjalanan dari Pos 8 ke Pos 9 akan menempuh trek menanjak, bahkan sampai ke puncak. Pos 9 merupakan jalur perpotongan, sehingga pendaki bisa saja bert