BACA JUGA:Tutup Festival Rempah Sumsel 2023, Mawardi Yahya Yakin Rempah-Rempah Sumsel Semakin Dikenal Luas
Tetapi juga membidani lahirnya kemaharajaan di Jawa Timur, suatu kondisi yang terus berlanjut hingga zaman Majapahit yang merupakan masa keemasan nusantara.
Apa sih kadewaguruan itu? Kadewaguruan adalah lembaga pendidikan agama di zaman Jawa Klasik.
Bagi masyarakat masa itu, pendidikan sangatlah penting karena menjadi salah satu dari catur asrama, atau 4 tingkatan hidup yang harus dijalani setiap manusia.
Tingkatan pertama adalah brahmacari, atau hidup sebagai murid, yakni masa pendidikan.
BACA JUGA:Penemuan Batu Granit Raksasa di Megalitikum Mirip Gunung Padang, Kekuatan Manusia atau Alam?
Tingakatan kedua adalah grhastha, atau membangun keluarga untuk meneruskan keturunan.
Tingkatan ketiga wanaprastha, atau membangun kehidupan spiritual, yakni mengundurkan diri dari keduniawian.
Terakhir, tingkatan keempat adalah bhiksuka, yakni mencapai kesempurnaan.
Nah, dalam hal pendidikan, sama seperti kita yang hidup di masa kini, masyarakat Jawa Klasik juga memiliki beberapa sarana pendidikan.
BACA JUGA:Pemerintahan Kontroversial Ratu Ranavalona I, Kejam atau Pejuang Kedaulatan?
Pertama, pendidikan di lingkungan keluarga, prasasti Sangguran (928 M) misalnya, memberitakan adanya komunitas pandai besi.
Dalam komunitas seperti ini, tentunya kemampuan pengrajin diajarkan turun-temurun dalam keluarga.
Sarana pendidikan kedua, adalah belajar langsung pada ahli, atau dikenal dengan istilah nyantrik.
Misalnya, Kitab Pararaton mencatat bahwa Ken Arok di masa mudanya pernah belajar baca tulis pada seorang pujangga.
BACA JUGA:Bikin Kebawa Mimpi, Inilah 5 Destinasi Wisata Paling Angker di Jogjakarta, Nyali Lemah Jangan Coba!