Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno
PAGARALAMPOS.COM - Zaman klasik adalah periode paling epik dalam riwayat nusantara, Ketika raja-raja besar dan tokoh-tokoh hebat muncul dari berbagai kerajaan yang saling memperebutkan pengaruh.
Namun di mana kedigdayaan itu disepuh dan ditumbuhkan, adalah sisi yang jarang diungkap.
Kita akan membedah sebuah sistem pendidikan yang berumur ratusan tahun dan tersembunyi di hutan dan gunung-gunung, yakni kadewaguruan.
Lebih dari seribu tahun silam, bala tentara dari Lwaram yang bersekutu dengan Kerajaan Sriwijaya, menghancurkan ibukota kerajaan Medang di Watan.
BACA JUGA:100 Persen Selesai, Besok Tol Indralaya -Prabumulih Dioperasionalkan Gratis
Seisi istana tewas, termasuk Raja Dharmawangsa Teguh, dan kini kita mengenal insiden itu sebagai mahapralaya, atau kematian besar lalu Kerajaan Medang yang melegenda itu pun tamat.
Menantu raja, yakni Pangeran Airlangga beserta segelintir pengiringnya, berhasil lolos dan bersembunyi di hutan.
Tiga tahun kemudian, para brahmana dan utusan rakyat datang, menobatkan sang pangeran sebagai raja atas Jawa.
Dan dengan dukungan mereka, Airlangga menganeksasi bekas-bekas wilayah Medang dalam berbagai peperangan yang masyhur.
BACA JUGA:Hebat! Kabupaten Lahat Bakal Punya Gudang Rokok Sendiri, Bukti Nyata Inovasi Petani Tembakau
Nah, sebenarnya ke mana Airlangga melarikan diri setelah insiden Mahapralaya?
Analisis paling populer berdasar tafsiran Prasasti Pucangan (1042 M), adalah lereng Gunung suci Penanggungan,tepatnya, dalam lindungan para resi dan komunitas kadewaguruan.
Pada akhirnya, orang-orang suci inilah yang turut menggerakkan masyarakat untuk menobatkan dan mendukung perjuangan Airlangga.
Dari sini jelas, ya, peran kadewaguruan tidak hanya menyelamatkan Airlangga.