Kadewaguruan, Universitas Ala Rakyat Jawa Kuno Zaman Dahulu

Sabtu 12-08-2023,15:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

Tingkatan pertama adalah brahmacari, atau hidup sebagai murid, yakni masa pendidikan.

BACA JUGA:Viral! Temuan Logam Mulia Berusia 23.000 Tahun, Gunung Padang Menjadi Kontroversi Besar

Tingakatan kedua adalah grhastha, atau membangun keluarga untuk meneruskan keturunan.

Tingkatan ketiga wanaprastha, atau membangun kehidupan spiritual, yakni mengundurkan diri dari keduniawian.

Terakhir, tingkatan keempat adalah bhiksuka, yakni mencapai kesempurnaan.

Nah, dalam hal pendidikan, sama seperti kita yang hidup di masa kini, masyarakat Jawa Klasik juga memiliki beberapa sarana pendidikan.

BACA JUGA:HILANG Selama 1000 Tahun! Istana Ini Ditemukan Di Dalam Hutan Jawa Timur Dalam Keadaan Begini

Pertama, pendidikan di lingkungan keluarga, prasasti Sangguran (928 M) misalnya, memberitakan adanya komunitas pandai besi.

Dalam komunitas seperti ini, tentunya kemampuan pengrajin diajarkan turun-temurun dalam keluarga.

Sarana pendidikan kedua, adalah belajar langsung pada ahli, atau dikenal dengan istilah nyantrik.

Misalnya, Kitab Pararaton mencatat bahwa Ken Arok di masa mudanya pernah belajar baca tulis pada seorang pujangga.

BACA JUGA:Diduga Sangat Tua! Istana Kuno Zaman Kerajaan Hindu-Buhda Ditemukan Di Jawa Timur

Selanjutnya, sarana ketiga adalah melalui lembaga pendidikan.

Arkeolog Agus Aris Munandar membagi lembaga pendidikan zaman Jawa Klasik menjadi dua, yakni di lingkungan istana dan di luar lingkungan istana.

Pertama, lembaga pendidikan di lingkungan istana diperuntukkan bagi anak-anak raja dan para bangsawan, tujuannya jelas, yakni menyiapkan peserta didik untuk peran-peran kenegaraan.

Anak raja dididik bersama anak-anak bangsawan sehingga mereka menjadi sahabat yang dapat dipercaya.

Kategori :