PAGARALAMPOS.COM - Masa Klasik merupakan masa paling epik dalam sejarah nusantara, ketika muncul raja-raja besar dan tokoh-tokoh besar dari berbagai kerajaan yang saling berebut pengaruh.
Namun, di mana keunggulan ini dirayakan dan dibudidayakan, itu adalah aspek yang jarang terungkap.
Pada artikel kali ini, kita akan membedah sistem pendidikan berusia ratusan tahun yang tersembunyi di pegunungan, yaitu kadewaguruan.
Lebih dari seribu tahun yang lalu, pasukan Lwaram yang bersekutu dengan Kerajaan Sriwijaya menghancurkan ibu kota Kerajaan Medang di Watan.
Seluruh istana meninggal, termasuk Raja Dharmawangsa Teguh, dan sekarang kita tahu peristiwa ini adalah mahapralaya, atau kematian besar, dan kemudian kerajaan legendaris Medang pun berakhir.
BACA JUGA:5 Mitos dan Kepercayaan Unik Gunung Slamet: Bulan Januari dan Februari Ternyata Berbahaya?
Menantu raja yaitu Pangeran Airlangga dan beberapa rombongannya melarikan diri dan bersembunyi di hutan.
Tiga tahun kemudian, para brahmana dan utusan rakyat datang, menobatkan sang pangeran sebagai raja atas Jawa.
Nah, sebenarnya ke mana Airlangga melarikan diri setelah insiden Mahapralaya?
Analisis paling populer berdasar tafsiran Prasasti Pucangan (1042 M), adalah lereng Gunung suci Penanggungan,tepatnya, dalam lindungan para resi dan komunitas kadewaguruan.
BACA JUGA:Kok Bisa 3 Ton Logam Mulia Disini? Ternyata Penelitian Gunung Padang Temukan Berbagai Hal Aneh
Pada akhirnya, orang-orang suci inilah yang turut menggerakkan masyarakat untuk menobatkan dan mendukung perjuangan Airlangga.
Dari sini jelas ya, peran kadewaguruan tidak hanya menyelamatkan Airlangga, tetapi juga membidani lahirnya kemaharajaan di Jawa Timur, suatu kondisi yang terus berlanjut hingga zaman Majapahit yang merupakan masa keemasan nusantara.
Apa sih kadewaguruan itu? Kadewaguruan adalah lembaga pendidikan agama di zaman Jawa Klasik.
Bagi masyarakat masa itu, pendidikan sangatlah penting karena menjadi salah satu dari catur asrama, atau 4 tingkatan hidup yang harus dijalani setiap manusia.