Si Pahit Lidah tidak mengetahui kalau Mata Empat telah berbuat licik terhadapnya.
Tapi Si Pahit Lidah menerima saja tantangan Mata Empat tersebut. Lalu keduanya melakukan undian dengan aturan yang telah mereka sepakati.
BACA JUGA:5 Tradisi Aneh Tapi Memberikan Kenikmatan? Diantaranya Ritual Dengan Dukun Hingga Sunatan!
Akhirnya Si Mata Empat mendapat giliran pertama.
Sesuai namanya, Si Mata Empat juga memiliki dua mata lain, yakni di belakang kepalanya. Dengan secepat kilat Si Pahit Lidah lalu memanjat pohon aren yang ada di tepi danau tersebut. ”Hei Mata Empat yang sombong terimalah ini, selamat tinggal untuk selama-lamanya.” ucap Pahit Lidah kepada Mata Empat.
BACA JUGA:Berhasil Temukan Istana Dalam Hutan Seluas 5 Hektar, Ternyata Situs Artefak Kerajaan Kuno Raja Airlangga! Dengan tenangnya Si Mata Empat menelungkup di bawah pohon. Cring…byar…buah aren berhasil di potong dan di jatuhkan oleh Si Pahit Lidah. Tentu saja Si Mata Empat bisa melihat arah jatuhnya buah aren tersebut.
Mata di kepala mata empat bisa melihat ketika bunga aren jatuh meluncur ke ke arah Mata Empat.
Dengan mudahnya Si Mata Empat bisa menghindar dari runtuhan buah aren tersebut.
BACA JUGA:Benarkah Airlangga Adalah Raja Dari Kerajaan Kuno Yang Ditemukan Dalam Hutan Jawa Timur Ini! Begini Ulasannya ”Ha..ha..ha..ha..apakah hanya itu saja kemampuanmu hai Pahit Lidah” dengan sombong Mata empat mengejek Si Pahit Lidah yang ada di atas pohon. ”Kurang ajar, ternyata kau belum mati juga” dengan kesal Si Pahit Lidah memotong buah aren yang lebih besar. Tapi Si Mata Empat dapat menghindar lagi dari jatuhan buah aren tersebut. ”Wahai Pahit Lidah saya kasih kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan kemampuanmu” ujar Mata Empat dengan sombongnya.
BACA JUGA:WOW! Inilah Tradisi Suku Pernikahan di Indonesia yang Bikin Aneh!
Dengan perasaan hampir putus asa, Pahit Lidah memotong buah aren yang lebh besar dari yang kedua.
Tapi dengan kemampuan yang dimilikinya, Mata Empat bisa menghindar untuk ketiga kalinya dari jatuhan buah aren tersebut. Dengan perasaan kecewa Si Pahit Lidah turun dari pohon aren tersebut.
Kini giliran Si Pahit Lidah untuk manjat pohon aren.
BACA JUGA:WOW! Ternyata Ini Peradaban Atlantis yang Selama Ini Diperdebatkan!
Dengan secepat kilat juga Si Mata Empat memanjat dan Si Pahit Lidah sudah menelungkupkan badannya di bawah rumpun pohon itu. ”Pahit lidah apakah kau sudah siap dengan kematianmu?”tanya Si Mata Empat kepada Si Pahit Lidah. ”Jangan banyak oceh kau. Cepat potong buahnya!”jawab Pahit Lidah. Si Mata Empat pun memotong buah aren tersebut. Clazzz…gugusan buah are itu meluncur deras ke bawah.
BACA JUGA:Mengagumkan! Indonesia Miliki desa Wisata yang Bikin indonesia bangga, Apa Saja? Si Pahit Lidah tak bisa mengetahui hal itu. Badannya tetap berada persis di bawah luncuran itu. Ia tak menghindar. ”Akhhhh…” Pahit Lidah berteriak kesakitan sejadi-jadinya. Buah aren yang besar dan berat tersebut mengenai tubuh Si Pahit Lidah.