Untuk membawa peralatan sehari-hari, Suku Baduy juga membuat tas yang terbuat dari kulit pohon terep yang bernama koja atau jarog.
Dalam tatanan masyarakatnya, pemimpin Suku Baduy disebut Pu’un, asisten pemimpin Suku Baduy disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan.
Selain itu, masyarakat Suku Baduy sendiri dikenal memiliki kepercayaan Sunda Wiwitan.
Tempat sembahyang umat Sunda Wiwitan adalah pamunjungan atau kabuyutan, yaitu tempat punden berundak yang biasanya terletak di bukit.
Baduy atau Kanekes adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Di dalamnya terdapat suku Baduy atau urang Kanekes yang merupakan sekelompok masyarakat yang memegang teguh kearifan lokal.
BACA JUGA:Awas Jangan Salah Pilih! Ini Lho 5 Model Rambut Pixie Cut Perempuan Sesuai Bentuk Wajah
Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Perbatasan antara kedua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka berladang.
Suku Baduy memang sangat ketat memegang adat istiadat, tetapi bukan wilayah terisolasi atau terasingkan dari perkembangan dunia luar.
Ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi mereka. Salah satunya adalah mengambil foto, terutama di wilayah Baduy Dalam.
BACA JUGA:Ini 4 Gaya Rambut Pendek Jadul yang Sekarang Ngetren Lagi. Apa Saja? Simak!
Pengunjung hanya boleh menggambarkan suasana di dalamnya hanya dengan sketsa.
Kini, Desa Baduy kerap dikunjungi wisawatan domestik maupun mancanegara. Ada beberapa aturan yang harus ditaati ketika berkunjung ke Baduy.
Aturan-atauran tersebut berbeda untuk Baduy Luar, Baduy Dalam, dan perbatasan keduanya.