Bukan Film Bertema Perang Biasa, Namun Drama-Sejarah yang Ingin Menonjolkan Nilai Kemanusiaan (02)

Rabu 24-05-2023,19:21 WIB
Reporter : BV
Editor : BV

BACA JUGA:Kisah Heroik Prajurit Tiongkok Mempertahankan Sebuah Markas Gudang pada Awal PD II

Namun perlu diingat, bahwa film ini tidak cocok ditonton oleh anak-anak atau mereka yang tidak menyukai film yang penuh dengan air mata. 

Ini bukan film bertema perang biasa yang penuh dengan aksi baku tembak, tetapi drama-sejarah yang ingin menonjolkan nilai kemanusiaan. 

Sinopsis: Bersetting waktu perang Sino-Japan tahun 1937 di China, seorang ahli pemakaman asal Amerika Serikat, John Miller (diperankan oleh Christian Bale), tiba di Nanjing untuk mempersiapkan pemakamakan seorang imam Katholik di sana.

BACA JUGA:Epik perang China, Berbagi Momen Inspiratif Dalam Sejarah China Pada Seluruh Dunia

Namun sayangnya, kondisi Nanjing yang kala itu sangat mencekam karena berada di bawah pendudukan pasukan kekaisaran Jepang, membuat John harus ekstra waspada, bahkan sebelum sampai di gereja tujuannya sekalipun. 

Bahkan, di sepanjang perjalanan, John menyaksikan berbagai kekejaman yang dilakukan oleh para tentara Jepang terhadap warga setempat.

Setelah melalui berbagai rintangan, John pada akhirnya tiba di gereja tempatnya ditugaskan.

BACA JUGA:Chapelwaite, Serial Horor Keren Adaptasi Cerpen Stephen King (01)

Selesai melakukan prosesi pemakaman, John menyadari bahwa dirinya adalah satu-satunya laki-laki dewasa di antara orang-orang yang berada di sana. 

Dirinya menyadari bahwa, selain berisikan siswa-siswi biara, gereja tersebut juga dijadikan tempat berlindung oleh sekelompok wanita tuna Susila dari rumah bordil terdekat.

Sebagai satu-satunya lelaki dewasa, hati kecil John pun pada akhirnya tergerak untuk melindungi mereka. 

Dan, perjuangan mereka untuk tetap survive terhadap ancaman bala tentara Jepang pun dimulai. 

BACA JUGA:Chapelwaite, Serial Horor Keren Adaptasi Cerpen Stephen King (02)

Dengan berbagai siasat dan juga alasan, John selalu mampu menjadi pelindung bagi dua kelompok yang saling bertolak belakang tersebut.

Hingga akhirnya, sebuah masalah besar muncul ketika pemimpin tentara jepang yang berkuasa, meminta pihak biara untuk mengirimkan para gadis untuk sebuah acara pesta di markas mereka. 

Kategori :