PAGARALMAPOS.COM - Sepertinya saat ini sakit kepala sudah menjadi penyakit umum yang hampir dirasakan oleh setiap orang. Dan salah satunya adalah Cephalgia yang juga menyerang kepala.
Journal of Cardiology Case mencatat, Cephalgia seringkali sulit untuk diidentifikasi waktunya. Namun ini harus mendapat perhatian sebelum berkembang menjadi lebih parah tanpa perawatan yang tepat.
Cephalgia sebenarnya lebih dikenal sebagai sakit kepala, termasuk semua jenis rasa sakit yang mempengaruhi kepala, wajah, atau leher. Ini dapat dikategorikan menjadi tipe primer atau sekunder.
Sakit kepala primer, meskipun menyakitkan, biasanya tidak berbahaya dan tidak ada hubungannya dengan penyakit yang mendasari atau kelainan struktural.
BACA JUGA:Bank SumselBabel Salurkan CSR Peralatan Pascapanen Kepada IKM Kopi
Karena otak tidak dapat ‘merasakan’ sensasi fisik, setiap rasa sakit yang terkait dengan sakit kepala primer berasal dari peradangan saraf, pembuluh darah, dan otot di sekitar kepala, wajah, atau leher.
Untuk sakit kepala sekunder biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sangat menyakitkan. Ini sering merupakan akibat dari penyakit atau trauma yang memicu area sensitif nyeri di kepala, leher, atau wajah.
Sakit kepala sekunder kurang umum daripada sakit kepala primer, tetapi ini cenderung jauh lebih serius dan melibatkan gejala tambahan karena ada penyakit yang mendasarinya.
Cephalgia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tergantung pada apakah seseorang mengalami Cephalgia primer atau sekunder. Biasanya, Cephalgia primer dapat dikaitkan dengan berbagai faktor risiko, termasuk riwayat keluarga, usia lanjut, dan gangguan pada kepala, leher, atau wajah.
BACA JUGA:Ayo Aktifkan Kartu KIS yang Tidak Aktif Dari Pemeintah, Inilah Caranya
Peningkatan stres, pola makan yang buruk, dehidrasi, konsumsi jenis alkohol tertentu, memiliki gangguan tidur, perubahan hormonal, dan obat-obatan tertentu juga bisa menjadi faktor penyebabnya.
Perubahan cuaca dan paparan cahaya yang terang dan berdenyut adalah faktor lingkungan dapat menyebabkan bahkan memperburuk sakit kepala.
Seseorang mungkin berisiko lebih tinggi untuk jenis tertentu dari Cephalgia primer, tergantung pada usia dan jenis kelamin.
Sedangkan Cephalgia sekunder dapat disebabkan oleh tumor otak, infeksi, pendarahan otak, cedera atau trauma pada leher atau otak, atau kondisi medis lainnya.
Cephalgia sekunder juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, sleep apnea, keracunan karbon monoksida, kekurangan oksigen (hipoksia), dan penggunaan narkoba atau alkohol.