Pemkot PGA

Memmprihatikankan, Karhutla Hanguskan 5.264 Hektare Lahan di Sumsel

Memmprihatikankan, Karhutla Hanguskan 5.264 Hektare Lahan di Sumsel

Foto : Titik Karhutla yang terjadi di wilayah Sumsel.--ist

PAGARALAMPOS.COM – Angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan kembali menunjukkan tren peningkatan. Data terbaru dari Balai Pengendalian kebakaran hutan KLHK mencatat bahwa hingga Oktober 2025, total luasan lahan terbakar telah mencapai 5.264,2 hektare.

Kenaikan ini menjadi sorotan karena sebelumnya, pada Agustus 2025, luas karhutla di Sumsel masih berada di angka 2.935 hektare. Artinya, terjadi penambahan lebih dari dua ribu hektare hanya dalam rentang satu hingga dua bulan.

Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan KLHK, Ferdian Kristanto, mengatakan lonjakan tersebut tidak hanya dipicu oleh kejadian kebakaran baru, tetapi juga adanya pembaruan data yang lebih akurat dari citra satelit. “Peningkatan luasan dapat disebabkan kejadian di medio Oktober atau kualitas citra yang membaik,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).

Dari total luasan tersebut, lahan mineral masih mendominasi dengan 4.882,7 hektare, sementara lahan gambut yang terbakar mencapai 381,6 hektare. Ferdian menyebut pola ini konsisten dengan tren tiga tahun terakhir.

BACA JUGA:783 Kasus Karhutla di Sumsel, Cuaca Panas Picu Lonjakan Titik Api

BACA JUGA:BPBD Kerahkan Enam Helikopter Padamkan Karhutla di Tiga Kabupaten

Ia memaparkan delapan daerah dengan karhutla terluas sepanjang 2025. Kabupaten OKI tercatat sebagai wilayah terdampak terbesar dengan 1.293,2 hektare, disusul Musi Banyuasin 960,4 hektare dan Ogan Ilir seluas 654,8 hektare.

Sementara itu, wilayah lainnya seperti Ogan Komering Ulu (629,7 ha), Musi Rawas (369,6 ha), Musi Rawas Utara (298,6 ha), OKU Selatan (259 ha), dan Empat Lawang (214,7 ha) ikut menyumbang angka karhutla tahun ini.

Ferdian menuturkan Manggala Agni tetap melanjutkan patroli pencegahan hingga Desember 2025. Langkah ini diambil mengingat anomali cuaca masih berpotensi memicu titik panas dan turut mempengaruhi operasi pemadaman di sejumlah daerah, termasuk Riau.

Dalam tiga tahun terakhir, luas karhutla di Sumsel mengalami fluktuasi. Pada 2023 tercatat 4.162,3 hektare, lalu menurun menjadi 3.160,3 hektare pada 2024. Namun pada 2025 kembali meningkat seiring kondisi cuaca kering yang tidak merata.

BACA JUGA:Waspada Dini Karhutla di Pagar Alam, Bhabinkamtimas Ingatkan Masyarakat Dampak Buruknya

BACA JUGA:220 Kasus Karhutla Melanda Sumsel Sepanjang 2025

Di sisi lain, BNPB memperpanjang masa operasional helikopter water bombing dan helikopter patroli. Saat ini hanya dua unit yang masih beroperasi hingga 30 November 2025, dan difokuskan untuk wilayah berisiko tinggi seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, dan OKI.

Ferdian menambahkan bahwa turunnya hujan dalam beberapa pekan terakhir belum mampu mengurangi risiko secara signifikan. “Hujan memang sudah turun, tetapi masih lokal. Karena itu dua helikopter tetap disiagakan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: