Pemkot PGA

220 Kasus Karhutla Melanda Sumsel Sepanjang 2025

220 Kasus Karhutla Melanda Sumsel Sepanjang 2025

Foto : Kebakaran lahan di wilayah Sumsel.-foto udara-ist

PAGARALAMPOS.COM – Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menjadi perhatian serius setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 220 kejadian Karhutla sepanjang tahun 2025. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa ancaman kebakaran masih tinggi dan perlu langkah strategis serta sinergi lintas sektor.

Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M. Iqbal Alisyahbana, menegaskan bahwa karhutla masih menjadi bencana yang paling dominan terjadi di wilayah Sumsel. Ia menyebut, dampak yang ditimbulkan bukan hanya terhadap lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi di sejumlah daerah.

“Karhutla masih mendominasi jenis bencana di Sumsel tahun ini. Karena itu, koordinasi antarinstansi dan kesiapsiagaan daerah harus terus diperkuat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jum’at (17/10).

Untuk memperkuat kesiapsiagaan tersebut, BPBD Sumsel menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Penanggulangan Bencana yang diikuti oleh seluruh BPBD kabupaten dan kota di Sumsel.

BACA JUGA:Karhutla di Sumsel Hampir 3.000 Hektar, Daerah Ini Paling Parah Luas Kebakaranya

BACA JUGA:Antisipasi Karhutla, Kerahkan Helikopter Warterboombing dan Teknologi Cuaca di Sumsel

Forum tersebut difokuskan untuk menyamakan langkah penanganan, sekaligus membangun sistem komunikasi yang lebih cepat saat bencana terjadi.

Menurut Iqbal, salah satu masalah klasik dalam penanganan bencana adalah tumpang tindih tugas di lapangan. Dengan adanya koordinasi yang baik, setiap pihak diharapkan dapat memahami perannya masing-masing, sehingga penanganan bisa lebih terarah dan efisien.

“Dengan sinergi yang baik, kita bisa menentukan siapa berbuat apa dan kapan. Ini penting agar penanganan karhutla lebih cepat dan efektif,” tegasnya.

Selain memperkuat koordinasi, BPBD juga menyoroti pentingnya kesiapan anggaran daerah. Iqbal menilai bahwa keterbatasan dana seringkali menghambat proses penanggulangan bencana, terutama pada tahap awal ketika kebakaran mulai meluas.

BACA JUGA:Peringatan Dini Waspada Karhutla, AKBP Januar KS Persada Serukan Tindakan Ini

BACA JUGA:Sumsel Wasapada Karhutla, Terekam 169 Hotspot Sepanjang Juni

“Kami berharap setiap daerah memiliki dana cadangan bencana, termasuk untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla. Jangan sampai penanganan terhambat hanya karena anggaran belum siap,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa upaya pencegahan dan penanganan karhutla tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Peran sektor swasta dan masyarakat sangat penting dalam menjaga lingkungan serta mencegah terulangnya kebakaran di lahan perkebunan maupun hutan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait