Tragedi Rawagede, Luka yang Menganga dalam Sejarah
--
PAGARALAMPOS.COM - Sejarah bangsa Indonesia dipenuhi kisah heroik perjuangan melawan penjajahan, namun tak sedikit pula cerita pilu yang mewarnai perjalanan panjang menuju kemerdekaan.
Salah satu luka terdalam yang tetap menganga hingga kini adalah tragedi Rawagede, sebuah peristiwa berdarah yang mengukir nestapa di hati banyak keluarga.
Peristiwa ini bukan hanya menjadi catatan kelam hubungan Indonesia-Belanda, tetapi juga menjadi bukti kekejaman kolonialisme yang masih membekas.
Pada 9 Desember 1947, Rawagede—sebuah desa kecil di Kecamatan Rawamerta, Karawang, Jawa Barat—menjadi saksi bisu dari aksi kekerasan luar biasa yang dilakukan oleh tentara Belanda.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Spiritual dan Sejarah Pura Giri Arjuno di Lereng Gunung Arjuno!
Saat itu, Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dua tahun sebelumnya, namun Belanda belum rela melepaskan cengkeramannya.
Dengan dalih mencari seorang pejuang bernama Lukas Kustaryo, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling melakukan operasi militer brutal di Rawagede.
Namun, pencarian itu berubah menjadi pembantaian.
Tanpa perlawanan berarti dari penduduk, tentara Belanda mengeksekusi warga sipil, sebagian besar laki-laki, di depan keluarganya sendiri.
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Goa Londa: Pemakaman Unik di Perut Bumi Tana Toraja!
Tak ada pengadilan, tak ada kesempatan untuk membela diri—hanya dentuman peluru yang memutus kehidupan.
Darah yang Membasahi Tanah Sekitar 431 penduduk desa menjadi korban dalam satu hari itu.
Mereka ditembak tanpa belas kasihan.
Mayat-mayat bergelimpangan, sementara tangis perempuan dan anak-anak memenuhi udara yang basah oleh hujan dan darah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
