Tragedi Rawagede, Luka yang Menganga dalam Sejarah
--
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Pantai Anyer: Keindahan, Tragedi, dan Kisah Gaib yang Menyertainya!
Dalam sekejap, Rawagede berubah dari desa yang damai menjadi ladang kematian.
Yang membuat tragedi ini semakin pedih adalah fakta bahwa para korban tidak memiliki keterlibatan langsung dalam perlawanan bersenjata.
Mereka hanyalah petani biasa yang menjadi tumbal ambisi kolonialisme untuk mempertahankan kekuasaan.
Pengingkaran dan Perjuangan Panjang Selama bertahun-tahun, Belanda berusaha menutup-nutupi tragedi ini.
Mereka menganggap peristiwa di Rawagede sebagai bagian dari "operasi militer yang sah" dalam konteks agresi militer mereka terhadap Indonesia.
Keadilan bagi para korban terasa seperti fatamorgana di tengah gurun.
Namun, semangat keluarga korban dan pegiat hak asasi manusia tak pernah padam.
Setelah lebih dari enam dekade, akhirnya pada tahun 2011, pemerintah Belanda mengakui kesalahan dan meminta maaf secara resmi.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Geurutee: Antara Legenda dan Keindahan Alam Aceh!
Mereka juga memberikan kompensasi kepada beberapa keluarga korban. Meski demikian, luka itu tetap ada, membekas dalam ingatan kolektif bangsa.
Makna yang Tak Pernah PudarTragedi Rawagede bukan sekadar angka dalam buku sejarah.
Ia adalah simbol penderitaan, ketidakadilan, dan keteguhan hati sebuah bangsa yang berjuang untuk kedaulatannya.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kini kita nikmati dibayar dengan darah dan air mata para pendahulu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
