Tenun Gringsing: Kain Suci Sebuah Warisan Budaya Bali
Tenun Gringsing: Kain Suci Sebuah Warisan Budaya Bali--Net
PAGARALAMPOS.COM - Tenun gringsing merupakan bagian dari budaya Bali, berupa seni menenun kain dengan metode dobel ikat.
Teknik ini hanya ada satu di Indonesia, sementara dua lainnya berada di Jepang dan India.
Keunikan kain ini terletak pada motif ganda yang terjalin dengan sempurna, menciptakan pola simetris.
Produksi tenun gringsing dilakukan secara tradisional oleh masyarakat Bali, khususnya di Tenganan Pegringsingan, Desa Tenganan, Karangasem.
Bagi warga Bali, kain ini dianggap suci karena dipercaya berfungsi sebagai penolak bala.
BACA JUGA:Private Space Android 15, Begini Cara Pakainya untuk Lindungi Data Pribadi
Nama gringsing sendiri berasal dari gabungan kata "gring" yang berarti sakit dan "sing" yang berarti tidak, sehingga secara harfiah berarti tidak sakit.
Tenun gringsing juga memiliki hubungan yang kuat dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali.
Menurut cerita, teknik menenun ini muncul karena kekaguman Dewa Indra, raja dewa, terhadap keindahan malam.
Ia memberikan ilmu menenun kepada penduduk Tenganan agar mereka dapat menciptakan gambar matahari, bulan, bintang, dan langit malam.
BACA JUGA:Maksimalkan Kamera Ultra Wide iPhone! Begini Cara Pakainya di iPhone 11 ke Atas
Hal ini menjelaskan mengapa kain tenun gringsing memiliki warna yang gelap, layaknya langit malam.
Kain tenun gringsing juga tercatat dalam Kakawin Nagarakretagama karya Empu Prapañca.
Dalam naskah tersebut dinyatakan bahwa tirai pada salah satu kereta kencana Hayam Wuruk terbuat dari kain gringsing.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
