Asal-Usul Gunung Bromo dan Suku Tengger: Kisah Roro Anteng–Joko Seger hingga Upacara Yadnya Kasada
Asal-Usul Gunung Bromo dan Suku Tengger: Kisah Roro Anteng–Joko Seger hingga Upacara Yadnya Kasada-Foto: net -
Dalam keputusasaan, mereka berdoa kepada para dewa di Gunung Bromo. Doa itu dikabulkan dengan syarat anak bungsu mereka harus dipersembahkan ke kawah Bromo.
Pasangan ini kemudian dikaruniai 25 anak. Ketika waktu tiba untuk memenuhi janji, mereka merasa tidak sanggup mengorbankan putra bungsu mereka, Raden Kusuma. Ketidakpatuhan ini membuat para dewa murka dan memicu letusan dahsyat. Raden Kusuma akhirnya hilang terseret ke dalam kawah.
Sebelum menghilang, Raden Kusuma menyampaikan pesan:
“Jangan bersedih. Lakukanlah upacara persembahan setiap tahun sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada Sang Pencipta.”
Pesan inilah yang kemudian menjadi dasar dari tradisi Kasada.
BACA JUGA:Inilah Motor Matic Suzuki Terbaru, Suzuki Nex hingga Burgman!
Upacara Yadnya Kasada: Tradisi Sakral Suku Tengger
Upacara Kasada digelar setiap bulan Kasada menurut kalender Hindu Tengger, biasanya jatuh pada bulan Juli. Prosesi dimulai di Pura Luhur Poten dan dilanjutkan menuju kawah Gunung Bromo.
Makna Kasada
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk:
Ungkapan syukur atas berkah dan hasil panen
Permohonan keselamatan dan perlindungan
Penghormatan terhadap leluhur, khususnya Raden Kusuma
Menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Cirahong: Ikon Peninggalan Kolonial di Perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
