Menelusuri Sejarah Museum Affandi: Jejak Sang Maestro di Yogyakarta!

Galeri ini juga menyimpan sejumlah benda pribadi Affandi, seperti sepeda, mobil kuning kesayangannya, serta alat-alat lukis yang menemani kehidupannya.

Galeri kedua dibangun oleh keluarga Affandi setelah museum mengalami perluasan.

Di galeri ini, pengunjung dapat menemukan koleksi karya pelukis lain yang masih memiliki hubungan dekat dengan Affandi, termasuk karya putrinya, Kartika Affandi, yang juga mengikuti jejak sang ayah sebagai pelukis ekspresionis.

Pameran di galeri ini menunjukkan bahwa rumah tersebut bukan hanya tempat berkarya, tetapi juga ruang kreatif yang melahirkan generasi seniman baru.

Galeri ketiga berdiri sebagai pelengkap yang menampung koleksi tambahan dari berbagai periode.

BACA JUGA:Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Jejak Perjuangan Pemuda dalam Membangun Persatuan Bangsa!

Ruang ini kadang digunakan untuk pameran temporer, lokakarya, dan kegiatan seni lainnya. Di area museum juga terdapat studio lama Affandi yang tetap dipertahankan bentuk aslinya.

Pengunjung dapat melihat tempat Affandi bekerja, merasakan atmosfer ruang yang melahirkan banyak karyanya yang mendunia.

Selain fungsi pameran, Museum Affandi juga berperan sebagai pusat edukasi seni. Banyak kegiatan seperti kelas menggambar, workshop, hingga diskusi seni rutin diadakan di sini.

Hal ini sejalan dengan cita-cita Affandi untuk menjadikan seni sebagai bagian dari kehidupan dan pendidikan masyarakat.

Museum ini juga turut memelihara dokumentasi sejarah seni rupa Indonesia melalui arsip, foto, dan catatan perjalanan berkarya sang maestro.

BACA JUGA:Warisan Abadi India Kuno: Kota Tertata, Filsafat Mendalam, dan Penemuan Besar

Keunikan lain dari museum ini terletak pada arsitekturnya yang sangat personal. Hampir seluruh bangunan dirancang oleh Affandi sendiri.

Bentuk atap melengkung menyerupai daun pisang melambangkan kesederhanaan dan kedekatan dengan alam.

Hal ini mencerminkan filosofi hidup Affandi yang rendah hati dan selalu mencoba menangkap suasana kehidupan sehari-hari dalam setiap goresan kanvasnya.

Sumber: