Sejarah Museum Wayang: Dari Gereja Kolonial hingga Pusat Pelestarian Budaya Nusantara!

BACA JUGA:Srikandi Nusantara: Peran Perempuan yang Terlupakan dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Peresmian tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Museum Sejarah Jakarta.

Sejak saat itu, Museum Wayang menjadi pusat dokumentasi dan pelestarian berbagai jenis wayang dari seluruh Indonesia.

Koleksi museum mencakup wayang kulit, wayang golek, wayang beber, wayang klithik, hingga boneka tradisional dari luar negeri seperti China, India, hingga Eropa.

Koleksi yang Kaya dan Beragam

BACA JUGA:Sejarah Museum Kayu Tuah Himba: Warisan Hutan dan Budaya Kalimantan Timur!

Saat ini, Museum Wayang memiliki lebih dari 6.000 koleksi wayang dan boneka. Salah satu koleksi yang paling terkenal adalah Wayang Kulit Purwa, yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Wayang jenis ini biasanya digunakan dalam pertunjukan yang menceritakan kisah Mahabharata atau Ramayana.

Selain itu, ada pula Wayang Golek dari Jawa Barat yang memiliki bentuk tiga dimensi dan warna-warni.

Koleksi langka lainnya termasuk Wayang Beber yang menggunakan gulungan kain atau kertas untuk menceritakan kisah, serta Wayang Suket dari Jawa Tengah yang dibuat dari rumput kering.

BACA JUGA:Sejarah Museum Blanco Renaissance: Warisan Seni Don Antonio Blanco di Ubud, Bali!

Museum ini juga menyimpan nisan asli dari Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC yang wafat pada 1629, sebagai saksi sejarah masa kolonial.

Peran Museum Wayang dalam Pelestarian Budaya

Sebagai lembaga budaya, Museum Wayang tidak hanya menyimpan koleksi, tetapi juga mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan.

Museum secara rutin mengadakan pertunjukan wayang, workshop pembuatan wayang, hingga pelatihan dalang muda.

Sumber: