Menyelami Sejarah Gunung Papandayan: Api Abadi dari Tanah Priangan!

BACA JUGA:Sejarah Gunung Kinabalu: Legenda Suci, Ekspedisi Awal, dan Pesona Abadi di Puncak Tertinggi Kalimantan!

Setelah letusan besar itu, aktivitas vulkanik Gunung Papandayan terus tercatat. Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1923, 1942, 2002, dan aktivitas vulkanik ringan lainnya di tahun-tahun berikutnya.

Kawasan gunung ini kini menjadi salah satu gunung api yang terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Papandayan dalam Kehidupan Masyarakat

Gunung Papandayan bukan hanya sumber bencana, tetapi juga pemberi kehidupan. Abu vulkaniknya menyuburkan tanah di sekitar Garut sehingga cocok untuk pertanian seperti sayuran, kopi, dan teh.

BACA JUGA:Sejarah Gedung Harmoni: Jejak Keemasan Batavia yang Hilang di Tengah Modernisasi Jakarta!

Selain itu, kawasan ini menjadi sumber mata air panas alami yang digunakan untuk pengobatan dan wisata, seperti di Cipanas Garut.

Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, Gunung Papandayan dianggap sebagai tempat sakral.

Beberapa ritual adat seperti ruwatan bumi dan hajat sasih masih dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada alam dan memohon perlindungan dari bencana.

Peran Papandayan dalam Pariwisata

Keindahan Gunung Papandayan menjadikannya salah satu destinasi favorit pendaki dan wisatawan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Kehidupan Budaya Suku Nage di Flores, Nusa Tenggara Timur!

Kawah Papandayan yang mengeluarkan asap dan belerang, hamparan Edelweiss di Tegal Alun, serta Hutan Mati dengan pohon-pohon kering berdiri kokoh ikut menciptakan pesona mistis dan eksotis.

Jalur pendakiannya tergolong ramah bagi pemula, sehingga banyak keluarga atau pelajar yang datang untuk menikmati keindahan alamnya.

Saat ini, kawasan Gunung Papandayan dikelola sebagai Taman Wisata Alam.

Sumber: