Menelusuri Sejarah Benteng Pendem – Cilacap: Jejak Pertahanan Kolonial di Pesisir Selatan Jawa!
Menelusuri Sejarah Benteng Pendem – Cilacap: Jejak Pertahanan Kolonial di Pesisir Selatan Jawa!-net: foto-
PAGARALAMPOS.COM - Benteng Pendem adalah salah satu peninggalan sejarah kolonial Belanda yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Benteng ini dikenal dengan nama asli Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap, namun masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai Benteng Pendem karena sebagian besar bangunannya dulu tertimbun tanah dan pasir.
Benteng ini dibangun sebagai pertahanan militer Belanda untuk menghadang serangan dari laut selatan sekaligus melindungi Pelabuhan Cilacap yang saat itu menjadi wilayah strategis.
Awal Pembangunan dan Fungsi Militer
BACA JUGA:Sejarah Jembatan Cirahong: Ikon Peninggalan Kolonial di Perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis!
Pembangunan Benteng Pendem dimulai pada tahun 1861 dan selesai sekitar tahun 1879. Benteng ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari sistem pertahanan pantai.
Letaknya yang menghadap langsung ke Samudra Hindia membuat benteng ini ideal untuk pengawasan dan perlindungan jalur laut.
Secara struktur, Benteng Pendem memiliki luas sekitar 10 hektare dan dikelilingi parit pertahanan selebar 10 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter.
Di dalam benteng terdapat berbagai fasilitas militer seperti barak tentara, ruang penyimpanan amunisi, penjara, menara pengintai, dan meriam-meriam besar.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Jembatan Ancol: Saksi Bisu Perjalanan Jakarta dari Masa ke Masa!
Dinding benteng yang tebal dibuat dari bata dan semen, suatu teknik bangunan yang dirancang untuk tahan terhadap serangan meriam musuh.
Pada masanya, benteng ini mampu menampung hingga 250 pasukan Belanda lengkap dengan perlengkapan tempurnya.
Peran Penting di Masa Kolonial dan Pendudukan Jepang
Selain digunakan untuk pertahanan, benteng ini juga menjadi pusat logistik dan administrasi militer di kawasan selatan Jawa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
