Suku Sasak: Warisan Budaya Lombok yang Tetap Lestari di Tengah Arus Modernisasi
Suku Sasak-net-kolase
Kesenian-kesenian ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi sarana spiritual dan simbol identitas budaya bagi masyarakat Sasak.
BACA JUGA:Bale Bonder: Rumah Adat Sasak yang Sarat Makna Musyawarah dan Nilai Luhur
Kearifan Lokal dan Kehidupan Sehari-hari
Selain kaya budaya, Suku Sasak juga dikenal memiliki kearifan lokal yang tinggi dalam menjaga alam dan lingkungan. Mereka menerapkan sistem pertanian tradisional yang disebut “Subak Sasak”, mirip dengan sistem irigasi di Bali, untuk memastikan air mengalir adil ke seluruh sawah.
Masyarakat Sasak juga masih mempraktikkan “Besiru”, semangat gotong royong dalam setiap kegiatan, seperti membangun rumah, menanam padi, atau menggelar upacara adat.
Nilai-nilai ini menjadi fondasi kuat yang membuat kehidupan sosial masyarakat Sasak tetap harmonis.
Daya Tarik Wisata Budaya dan Ekonomi Lokal
Desa-desa tradisional seperti Sade, Ende, dan Bayan kini menjadi destinasi wisata budaya yang populer. Wisatawan dapat melihat langsung kehidupan masyarakat Sasak, belajar menenun kain, mencicipi kuliner khas seperti Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung, hingga mengikuti pertunjukan gendang beleq dan peresean.
Pemerintah daerah Lombok juga terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya Sasak, agar generasi muda tetap mencintai dan melestarikan warisan leluhur mereka.
BACA JUGA:Lezatnya Cita Rasa Lombok: Ragam Kuliner Khas Suku Sasak yang Wajib Dicoba
Kesimpulan
Suku Sasak bukan sekadar bagian dari keberagaman etnis Indonesia, tetapi juga cerminan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur Nusantara. Di tengah arus modernisasi, masyarakat Sasak tetap berpegang pada akar tradisi dan menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Dengan warisan budaya yang mendalam, Suku Sasak membuktikan bahwa kemajuan tidak harus menghapus identitas, melainkan dapat berjalan beriringan dengan pelestarian budaya lokal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
