Sejarah Candi Arjuna: Jejak Kejayaan Hindu di Dataran Tinggi Dieng!
Sejarah Candi Arjuna: Jejak Kejayaan Hindu di Dataran Tinggi Dieng!-net: foto-
Terbuat dari batu andesit, candi ini berdiri di atas lahan berukuran sekitar 4 x 4 meter dengan tinggi kurang lebih 6 meter.
Struktur bangunan terdiri dari tiga bagian utama: kaki candi (batur), tubuh candi (garbhagriha), dan atap candi (sikhara).
Di bagian tubuh candi terdapat pintu tunggal menghadap ke arah timur, yang melambangkan sumber kehidupan dan pencerahan.
Di dalam ruang utama, terdapat arca Siwa Mahadewa sebagai dewa utama yang dipuja.
Di bagian luar dinding, terdapat relung kecil yang berisi arca dewa pendamping seperti Durga, Ganesha, dan Agastya.
Meski berukuran kecil dibandingkan candi-candi besar di Jawa Tengah seperti Candi Prambanan, Candi Arjuna memiliki keunikan tersendiri.
BACA JUGA:Menyusuri Sejarah Gereja Blenduk, Bangunan Tua yang Menjadi Simbol Keabadian Kota Semarang
Relief-reliefnya menggambarkan gaya seni arsitektur Hindu yang masih awal, dengan bentuk yang sederhana dan tidak terlalu rumit.
Hal ini menandakan bahwa Candi Arjuna adalah salah satu candi tertua di Pulau Jawa.
Makna dan Fungsi Candi Arjuna
Candi Arjuna berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu pada masa Mataram Kuno.
Dataran tinggi Dieng diyakini sebagai tempat suci, karena kata “Dieng” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Di Hyang yang berarti “tempat para dewa.”
Oleh sebab itu, kawasan ini dianggap sebagai lokasi spiritual yang dekat dengan alam dan langit, tempat para pendeta atau resi melakukan semedi dan upacara keagamaan.
Selain itu, kompleks candi ini juga menjadi pusat kegiatan ritual kerajaan.
BACA JUGA:Resep Kembang Tahu yang Gurih Mantap, Cocok Untuk Hidangan Keluarga!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
