Sejarah Pura Besakih: Pusat Spiritual dan Warisan Agung Hindu di Pulau Bali!
Sejarah Pura Besakih: Pusat Spiritual dan Warisan Agung Hindu di Pulau Bali!-net:foto-
BACA JUGA:Jejak Sejarah Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu, Pesona Arsitektur Tradisional yang Mengagumkan
Pada mulanya, Pura Besakih hanya berupa tempat suci sederhana yang digunakan untuk melakukan ritual pemujaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, pura ini berkembang menjadi kompleks besar dengan ratusan bangunan suci. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada abad ke-11 M, pura ini semakin mendapat perhatian dari para raja Bali.
Kerajaan Bali Kuna yang berpusat di Bedahulu mulai menjadikan Pura Besakih sebagai salah satu pusat upacara kerajaan.
Setelah runtuhnya Bedahulu dan berdirinya Kerajaan Gelgel, pura ini semakin diperluas dan diresmikan sebagai pusat spiritual seluruh umat Hindu Bali.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu, Simbol Kearifan Lokal yang Tetap Lestari
Pada masa Kerajaan Klungkung, Pura Besakih mendapat status istimewa. Para bangsawan dan raja secara rutin melaksanakan upacara besar di pura ini untuk memohon keselamatan dan kemakmuran rakyat.
Dengan demikian, Pura Besakih tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol persatuan umat Hindu di Bali.
Struktur dan Kompleks Pura
Saat ini, Pura Besakih berdiri megah dengan lebih dari 80 pura yang tersebar di dalam kompleksnya. Pura yang paling utama adalah Pura Penataran Agung, yang terletak di tengah dan menjadi pusat segala upacara besar.
BACA JUGA:Menyibak Rahasia Gua Purba dengan Lukisan Tangan Pertama Manusia
- Struktur pura mengikuti konsep Tri Loka atau tiga dunia dalam ajaran Hindu, yaitu:
- Nista Mandala (jaba sisi), area paling luar yang digunakan untuk aktivitas persiapan.
- Madya Mandala (jaba tengah), tempat umat berkumpul untuk melakukan sembahyang.
- Utama Mandala (jeroan), area tersuci tempat bersemayamnya simbol-simbol dewa.
Selain itu, setiap pura di dalam kompleks Besakih memiliki fungsi khusus. Misalnya, Pura Batu Madeg yang didedikasikan untuk Dewa Wisnu, serta Pura Kiduling Kreteg untuk pemujaan Dewa Brahma.
Kehadiran ratusan pura ini mencerminkan keyakinan masyarakat Bali terhadap konsep Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Pura Besakih dalam Upacara Keagamaan
BACA JUGA:Menjejak Tradisi Nenek Moyang di Desa Wisata yang Bikin Betah Berlama lama
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
