Sejarah Bukit Shafa dan Marwah: Warisan Perjalanan Spiritual yang Tak Lekang Waktu

PAGARALAMPOS.COM - Bukit Shafa dan Marwah merupakan dua Bukit kecil yang berada di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Meski terlihat sederhana, keduanya memiliki nilai sejarah dan spiritual yang sangat besar bagi umat Islam.

Kedua bukit ini menjadi bagian penting dalam ibadah haji dan umrah melalui ritual sa’i, yaitu berjalan bolak-balik tujuh kali antara Shafa dan Marwah.

Kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail

Asal-usul ritual sa’i berakar pada perjuangan Siti Hajar bersama putranya, Nabi Ismail AS. Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim AS meninggalkan mereka di lembah gersang yang kelak dikenal sebagai Makkah.

Saat bekal habis dan Ismail menangis karena kehausan, Siti Hajar berlari-lari di antara dua bukit tersebut sebanyak tujuh kali untuk mencari air atau bantuan.

BACA JUGA:Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang

Dalam kesungguhan ikhtiar itu, Allah SWT menunjukkan kuasa-Nya. Dari bawah kaki Nabi Ismail memancar mata air yang kini dikenal sebagai Air Zamzam, yang hingga kini tidak pernah kering dan menjadi berkah bagi umat Islam dari seluruh penjuru dunia.

Shafa dan Marwah dalam Syariat Islam

Sejak peristiwa bersejarah itu, perjalanan antara Shafa dan Marwah ditetapkan sebagai bagian dari rukun haji dan umrah. Sa’i tidak hanya berupa gerakan fisik, melainkan simbol keimanan, kesabaran, dan usaha yang tak kenal lelah.

Allah SWT menegaskan hal ini dalam Surah Al-Baqarah ayat 158, yang menyebutkan bahwa Shafa dan Marwah merupakan syiar-Nya.

Ayat tersebut menjadi dasar bahwa ritual sa’i adalah bentuk penghormatan pada perjuangan Siti Hajar sekaligus pengingat bahwa Allah selalu menolong hamba-Nya yang berserah diri.

BACA JUGA:Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya

Perubahan dari Masa ke Masa

Sumber: