Sejarah Museum Mpu Tantular: Dari Koleksi Von Faber hingga Penjaga Warisan Budaya Jawa Timur!

BACA JUGA:Gunung Lumut, Jejak Sejarah dan Aura Mistis dari Tanah Kalimantan yang Sarat Legenda

Museum yang awalnya hanya berfokus pada sejarah Kota Surabaya kemudian berkembang menjadi museum dengan koleksi yang lebih luas.

Pada tahun 1974, museum ini secara resmi diubah namanya menjadi “Museum Mpu Tantular” sebagai bentuk penghormatan kepada pujangga besar Majapahit.

Perubahan nama ini sekaligus mencerminkan bahwa museum tidak hanya menyimpan sejarah kota, tetapi juga menampung khazanah budaya Jawa Timur secara umum.

Nama Mpu Tantular dipilih karena tokoh ini dianggap sebagai simbol toleransi dan persatuan.

Pesan yang terkandung dalam Sutasoma sangat relevan dengan semangat bangsa Indonesia yang beragam namun tetap bersatu.

BACA JUGA:Teknologi Canggih Dunia Mulai Wujudkan Kota Bersih Tanpa Polusi Lebih Cepat dari Perkiraan

Relokasi ke Sidoarjo

Awalnya, Museum Mpu Tantular berada di Jalan Taman Mayangkara, Surabaya.

Namun, karena keterbatasan lahan dan kebutuhan ruang untuk menampung koleksi yang semakin banyak, pemerintah memutuskan memindahkan museum ke lokasi baru.

Proses pemindahan dilakukan secara bertahap, hingga akhirnya pada tahun 2004, museum resmi menempati gedung baru di Jalan Raya Buduran, Sidoarjo.

BACA JUGA:Tunggul Ametung dalam Sejarah dan Mitos: Dari Tragedi Hingga Misteri Abadi

Lokasi baru ini memiliki lahan yang lebih luas, memungkinkan pembangunan ruang pamer yang representatif, fasilitas penyimpanan koleksi yang memadai, serta area publik yang lebih nyaman.

Dengan demikian, museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan rekreasi budaya.

Koleksi Museum

Sumber: