Balla To Kajang: Jejak Kesederhanaan dan Nilai Luhur dalam Arsitektur Tradisional
Balla To Kajang: Jejak Kesederhanaan dan Nilai Luhur dalam Arsitektur Tradisional-Foto: net -
Arah barat: Dipandang sebagai asal kehidupan sekaligus arah kembali roh setelah kematian.
Bagi masyarakat Kajang, rumah tidak hanya milik penghuni, tetapi juga bagian dari alam dan warisan leluhur. Karena itu, pembangunan rumah selalu diawali dengan ritual khusus sebagai bentuk penghormatan.
Pelestarian di Tengah Perubahan Zaman
Modernisasi membawa tantangan tersendiri bagi keberadaan Balla To Kajang. Sebagian generasi muda lebih memilih rumah permanen dari beton yang dianggap praktis.
Meski demikian, masyarakat Kajang dalam tetap mempertahankan gaya hidup leluhur, bahkan menolak listrik, kendaraan bermotor, dan teknologi modern yang dinilai mengganggu keseimbangan dengan alam.
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
Pemerintah daerah bersama komunitas adat terus berupaya melestarikan rumah ini, termasuk dengan menjadikannya bagian dari destinasi wisata budaya.
Melalui kunjungan wisata, orang dapat mempelajari nilai-nilai hidup masyarakat Kajang sekaligus melihat langsung bangunan adat yang tetap bertahan di tengah arus perubahan zaman.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
