Mengulik Sejarah Bale Bonder, Rumah Adat sebagai Lambang Persatuan dan Kearifan Lokal Sasak
Mengulik Sejarah Bale Bonder, Rumah Adat sebagai Lambang Persatuan dan Kearifan Lokal Sasak-Foto: net -
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
Karakteristik Arsitektur
Bale Bonder dibangun dari bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar, seperti kayu, bambu, alang-alang, dan tanah liat.
Atap rumah berbentuk limas dan dilapisi alang-alang yang berfungsi sebagai penahan panas dan hujan secara alami.
Dindingnya biasanya terbuat dari anyaman bambu atau papan kayu, sementara lantainya menggunakan tanah yang dipadatkan dan dicampur kotoran kerbau, yang dipercayai memiliki fungsi simbolis sebagai pelindung dari bala.
Teras depan yang disebut sesangkok berfungsi sebagai tempat menyambut tamu atau berdiskusi santai, sedangkan ruang dalam difungsikan untuk acara adat dan pertemuan resmi.
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
BACA JUGA:Mengenal Gunung Sumantri: Simbol Kejayaan dan Warisan Sejarah di Tanah Papua
Nilai Budaya yang Dijunjung Tinggi
Bale Bonder menjadi tempat pelaksanaan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Setiap keputusan diambil bersama dengan mengutamakan nilai kejujuran, kebersamaan, dan keadilan sosial.
Keberadaan rumah adat ini memperkuat identitas komunitas, menghubungkan tradisi leluhur dengan kehidupan masa kini.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Di tengah modernisasi dan sistem pemerintahan yang berubah, fungsi Bale Bonder mulai mengalami pengurangan.
Tantangan juga muncul dalam regenerasi pemimpin adat yang memahami nilai-nilai leluhur.
BACA JUGA:Sejarah Majapahit Tak Pernah Lengkap, Ini Alasannya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
