Mengulik Sejarah Bale Bonder, Rumah Adat sebagai Lambang Persatuan dan Kearifan Lokal Sasak
Mengulik Sejarah Bale Bonder, Rumah Adat sebagai Lambang Persatuan dan Kearifan Lokal Sasak-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah rumah adat yang sarat akan makna sosial dan budaya bagi masyarakat Sasak, yaitu Bale Bonder.
Rumah ini bukan hanya sekadar bangunan tradisional, melainkan juga berfungsi sebagai pusat musyawarah dan lambang hukum adat yang diwariskan secara turun-temurun.
Makna dan Peran Bale Bonder
Dalam bahasa Sasak, kata bale berarti rumah, sementara bonder atau bonderan dapat diartikan sebagai batas atau tempat berkumpul untuk bermusyawarah.
Sejak dahulu, Bale Bonder dibangun di tengah kampung adat sebagai ruang pertemuan para tokoh masyarakat dan pemimpin adat.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Di sini, mereka membahas berbagai persoalan penting yang berkaitan dengan kehidupan bersama, menggelar sidang adat, serta mengadakan upacara-upacara sakral.
Simbol Kekuasaan dan Kedudukan Sosial
Bale Bonder memiliki kedudukan istimewa dalam struktur sosial masyarakat Sasak.
Biasanya, rumah ini hanya dimiliki oleh individu yang memiliki jabatan penting dalam sistem adat, seperti kepala kampung atau pemangku adat.
Pada masa lampau, bangunan ini juga berperan dalam sistem pemerintahan lokal di bawah Kesultanan Bima dan Mataram.
Walau struktur pemerintahan berubah, peran sosial dan simbolik Bale Bonder tetap terjaga, terutama di desa adat seperti Sade, Rembitan, dan Bayan.
BACA JUGA:Mengungkap Kisah Mistis dan Spiritualitas Gunung Pakuwojo: Warisan Sejarah dari Tanah Jawa
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
