Wayang Purwa: Jejak Sejarah dan Filosofi Hidup dalam Budaya Jawa
Wayang Purwa: Jejak Sejarah dan Filosofi Hidup dalam Budaya Jawa-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Wayang Purwa adalah salah satu harta budaya paling berharga di Indonesia, khususnya di Jawa.
Pertunjukan tradisional ini bukan hanya memikat secara visual, tetapi juga sarat akan nilai filosofis, spiritual, dan moral yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Keberadaannya menjadi bukti kekayaan budaya Nusantara serta kemampuan masyarakatnya menjaga cerita-cerita klasik tetap hidup melalui seni.
Asal-Usul dan Perkembangan
Secara makna, “Wayang Purwa” mengacu pada pertunjukan yang mengangkat kisah-kisah awal atau kuno, terutama dari epos Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari India.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Seni ini diperkirakan mulai berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seperti pada era Kerajaan Medang Kamulan dan Majapahit.
Walau memiliki pengaruh kuat dari India, masyarakat Jawa tidak menirunya secara langsung.
Mereka mengolah kisah-kisah tersebut, memadukannya dengan nilai dan filosofi lokal, sehingga lahirlah bentuk pertunjukan yang khas.
Tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong merupakan ciptaan asli masyarakat Jawa—karakter yang membawa pesan kebijaksanaan, humor, dan kedekatan dengan rakyat.
Fungsi Pendidikan dan Spiritualitas
Wayang Purwa bukan sekadar tontonan. Ia juga berperan sebagai media pendidikan moral dan spiritual. Kisah-kisahnya sarat ajaran tentang kebenaran (dharma), keadilan, pengorbanan, dan tanggung jawab.
Dalam setiap pementasan, dalang tidak hanya bertugas menghidupkan cerita, tetapi juga menjadi penyampai pesan luhur kepada penonton.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
