Menguak Mitos Batu Menangis: Kisah Pilu Anak Durhaka dari Tanah Kalimantan

PAGARALAMPOS.COM - Di balik lebatnya pepohonan hutan Kalimantan Barat, hidup sebuah legenda yang telah lama diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Cerita ini bukan sekadar dongeng biasa, melainkan bagian dari kearifan lokal yang mengandung pesan moral yang mendalam. Legenda ini dikenal luas sebagai Batu Menangis.

Awal Mula Kisah Tragis

Dikisahkan, ada seorang gadis cantik yang tinggal bersama ibunya di sebuah desa terpencil. Meski kehidupan mereka serba sederhana, sang ibu dengan tulus bekerja keras demi kebahagiaan anak semata wayangnya.

Namun, seiring waktu, si gadis tumbuh menjadi pribadi yang congkak dan malu terhadap penampilan ibunya yang tua dan berpakaian lusuh.

BACA JUGA:Memahami Sejarah Gunung Malabar: Jejak Alam dan Warisan Kolonial di Tanah Priangan!

BACA JUGA:Sejarah Gunung Papandayan: Jejak Vulkanik dan Warisan Alam Garut!

Suatu ketika, saat berada di tengah keramaian, sang gadis bertemu orang-orang dari kota. Alih-alih bangga dengan ibunya, ia justru mengaku berasal dari keluarga berada.

Ketika sang ibu mendekatinya dan menyapanya, si anak tega menyangkal dan mempermalukannya di depan banyak orang.

Dengan hati yang remuk, sang ibu pun berdoa agar anaknya diberi pelajaran.

Tak berselang lama, langit menggelap, angin kencang bertiup, dan petir menyambar. Tubuh sang gadis perlahan berubah menjadi batu. Dari batu tersebut, mengalir air menyerupai air mata—menjadikan batu itu dikenal dengan sebutan Batu Menangis.

Nilai Moral dalam Cerita

Kisah ini membawa pesan kuat tentang pentingnya menghormati orang tua dan tidak melupakan asal-usul, tak peduli seberapa tinggi status yang dicapai.

Rasa malu terhadap keluarga sendiri serta kesombongan dapat membawa penyesalan yang tak berujung.

Sumber: