Jejak Sejarah dan Tradisi Suku Kei: Kearifan Lokal Larvul Ngabal dan Kehidupan Laut di Tenggara Maluku
Jejak Sejarah dan Tradisi Suku Kei: Kearifan Lokal Larvul Ngabal dan Kehidupan Laut di Tenggara Maluku-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Di tengah birunya laut Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, menjulang Gunung Karangetang—sebuah gunung api aktif yang dikenal sebagai salah satu yang paling sering meletus di Indonesia, bahkan dunia.
Aktivitas vulkaniknya yang intens telah meninggalkan jejak panjang, tak hanya dalam catatan ilmiah tetapi juga dalam kehidupan budaya masyarakat sekitar.
Letak Geografis dan Bentuk Geologis
Karangetang merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano, dengan ciri khas bentuk kerucut menjulang dan lereng curam.
Di puncaknya terdapat lima kawah aktif yang menjadi pusat keluarnya magma dan material vulkanik.
Struktur ini menjadikan Karangetang sebagai titik rawan sekaligus pusat perhatian ilmuwan vulkanologi.
BACA JUGA: Jejak Sejarah Suku Zulu: Bangsa Pejuang yang Mengukir Legenda Afrika Selatan
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Berau, Pusat Perdagangan dan Maritim Kalimantan Timur
Riwayat Letusan dan Aktivitas Vulkanik
Sejarah mencatat bahwa aktivitas Karangetang telah terdokumentasi sejak tahun 1675.
Sepanjang abad terakhir, puluhan letusan besar telah terjadi—beberapa di antaranya menimbulkan kerusakan signifikan, seperti pada tahun 1949, 1960, 2007, dan 2015.
Letusan Karangetang bisa bersifat eksplosif maupun efusif, dengan ciri khas seperti aliran lava pijar, guguran batu panas, serta awan panas yang meluncur ke lereng gunung.
Peristiwa besar pada 2007 menjadi salah satu yang paling diingat, ketika material panas meluluhlantakkan permukiman warga di kaki gunung.
Tak jarang, status gunung dinaikkan menjadi "siaga" atau "awas" oleh otoritas setempat saat terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
