Menelusuri Perbedaan Suku Sunda dan Suku Jawa: Dari Bahasa, Karakter, hingga Falsafah Hidup!
Menelusuri Perbedaan Suku Sunda dan Suku Jawa: Dari Bahasa, Karakter, hingga Falsafah Hidup!-net:foto-
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Arimbi: Jejak Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Arjuno!
Dalam budaya populer, orang Sunda kerap diidentikkan dengan sosok yang humoris dan penuh kehangatan.
Sementara itu, masyarakat Jawa dianggap lebih cenderung tenang, halus dalam berbicara, dan menjunjung tinggi etika serta tata krama.
Mereka terbiasa menyembunyikan perasaan demi menjaga harmoni sosial, atau yang dikenal dengan filosofi "ngalah" (mengalah demi kedamaian).
Nilai kejawen (ajaran moral dan spiritual khas Jawa) banyak memengaruhi cara berpikir masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Suku Sahu: Warisan Budaya dan Tradisi dari Halmahera Barat
Tradisi dan Adat Istiadat
Tradisi Suku Sunda banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai agraris dan budaya lokal yang dekat dengan alam.
Upacara adat seperti Seren Taun yang merupakan bentuk rasa syukur atas panen, hingga seni pertunjukan seperti Jaipongan dan Angklung, menggambarkan hubungan erat masyarakat Sunda dengan alam dan lingkungan.
Upacara-upacara ini biasanya dipengaruhi oleh warisan Keraton (istana), sehingga penuh dengan nuansa kebangsawanan dan spiritualitas.
Sistem Kekerabatan dan Struktur Sosial
BACA JUGA:Jejak Ajaib Si Pahit Lidah, Sosok Legendaris dari Bumi Rafflesia
Dalam struktur sosial, masyarakat Jawa umumnya memiliki stratifikasi yang cukup kaku, terutama pada masa lalu ketika pengaruh kerajaan masih kuat.
Gelar kebangsawanan seperti "Raden", "Mas", atau "Gusti" digunakan untuk menunjukkan status sosial seseorang.
Sebaliknya, masyarakat Sunda cenderung egaliter, dengan struktur sosial yang lebih cair. Meskipun demikian, rasa hormat kepada orang tua dan tokoh adat tetap dijunjung tinggi dalam kedua budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
