Menelusuri Sejarah Candi Arimbi: Jejak Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Arjuno!

Letaknya yang tidak jauh dari situs-situs penting lainnya seperti Candi Tikus, Candi Brahu, dan Kolam Segaran mengindikasikan bahwa kawasan ini dulunya merupakan area sakral dan strategis bagi kerajaan.

BACA JUGA:Candi Arimbi Mojokerto: Jejak Spiritualitas dan Keagungan Kerajaan Majapahit yang Abadi

Secara arsitektural, Candi Arimbi dibuat dari batu andesit berwarna kelabu gelap. 

Bangunan ini tergolong sederhana dengan bentuk persegi dan tidak terlalu tinggi.

Struktur candi terdiri dari kaki, tubuh, dan atap yang kini sebagian besar telah rusak atau runtuh akibat faktor alam dan usia. 

Namun, beberapa bagian ornamen dan relief masih bisa dilihat, meski dalam kondisi yang sudah tidak utuh. 
BACA JUGA:Misteri Jay Shima: Penguasa Perempuan Pertama Jawa dan Asal-Usul Raja Mataram

Relief-relief tersebut menampilkan motif tumbuhan dan figur-figur dewa yang khas dalam ajaran Hindu.

Di sekitar candi juga ditemukan beberapa arca, seperti arca Durga Mahisasuramardini, Ganesha, serta Lembu Nandi yang merupakan kendaraan dewa Siwa. 

Keberadaan arca-arca ini menunjukkan bahwa Candi Arimbi dulunya merupakan tempat pemujaan dalam kepercayaan Hindu-Siwa, agama utama yang dianut oleh masyarakat Majapahit kala itu.

Fungsi Candi dan Konteks Sejarah

BACA JUGA:Puri Saren Agung Ubud: Simbol Kemegahan Masa Lalu yang Tetap Menyatu dalam Kehidupan Masyarakat Bali

Candi Arimbi diduga dibangun pada abad ke-14 Masehi, saat masa kejayaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. 

Pada masa ini, pembangunan candi-candi banyak dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh penting, baik tokoh kerajaan maupun tokoh spiritual. 

Candi juga berfungsi sebagai tempat upacara keagamaan, pusat pemujaan, dan kadang-kadang sebagai tempat penyimpanan abu jenazah.

Walaupun belum ada catatan pasti yang mengungkapkan untuk siapa tepatnya Candi Arimbi dibangun.

Sumber: