Pemkot PGA

Tradisi Uang Panai: Warisan Leluhur yang Menjaga Nilai dan Harga Diri dalam Budaya Bugis

Tradisi Uang Panai: Warisan Leluhur yang Menjaga Nilai dan Harga Diri dalam Budaya Bugis

Tradisi Uang Panai: Warisan Leluhur yang Menjaga Nilai dan Harga Diri dalam Budaya Bugis-Foto: net -

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Sibuatan: Jejak Alam, Mitologi, dan Pesona di Puncak Sumatera Utara!

Dinamika di Tengah Perubahan Zaman

Meski sarat nilai budaya, pelaksanaan uang panai di era modern sering kali menimbulkan dilema.

Tidak sedikit pasangan yang kesulitan menikah karena tuntutan uang panai dianggap terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa keluarga mulai mencari cara baru yang lebih bijak.

Pendekatan yang lebih fleksibel kini banyak diterapkan, dengan menekankan aspek penghormatan dan niat baik daripada sekadar nominal.

Komunikasi terbuka antara kedua belah pihak menjadi kunci agar tradisi ini tetap berjalan tanpa menjadi beban.

Uang Panai dalam Representasi Media

Tradisi ini juga menarik perhatian publik setelah diangkat ke layar lebar dalam film “Uang Panai: Mahal(nya) Nikah” pada 2016.

Film tersebut mengangkat realita seorang pemuda Bugis yang berjuang keras untuk memenuhi tuntutan uang panai demi menikahi pujaan hatinya.

BACA JUGA: Jejak Sejarah Suku Zulu: Bangsa Pejuang yang Mengukir Legenda Afrika Selatan

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Berau, Pusat Perdagangan dan Maritim Kalimantan Timur

Cerita ini menggambarkan dilema yang sering dihadapi generasi muda: menjaga nilai-nilai budaya sambil menyesuaikan diri dengan tantangan ekonomi saat ini.

Menjaga Warisan, Memaknai Ulang Esensi

Uang panai masih menjadi elemen penting dalam adat pernikahan Bugis-Makassar.

Namun yang utama bukanlah besar kecilnya jumlah, melainkan semangat yang terkandung di dalamnya: penghormatan kepada orang tua, komitmen membina rumah tangga, dan kesiapan menghadapi kehidupan bersama.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait