Kisah Suku Aru: Dari Tradisi Laut hingga Identitas Leluhur di Timur Nusantara
Kisah Suku Aru: Dari Tradisi Laut hingga Identitas Leluhur di Timur Nusantara-Foto: net -
Peran dalam Perdagangan dan Jalur Maritim Kuno
Sejak zaman dahulu, Kepulauan Aru dikenal sebagai penghasil produk-produk berharga seperti mutiara, burung cenderawasih, dan tripang.
BACA JUGA:Sejarah Suku Zulu: Perjalanan Sebuah Bangsa Pejuang dari Afrika Selatan!
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Kluet: Asal Usul, Budaya, dan Perannya dalam Keberagaman Aceh Selatan!
Komoditas ini menjadikan wilayah Aru terlibat dalam jaringan perdagangan besar yang mencakup Asia Tenggara, Cina, dan Timur Tengah, terutama sejak abad ke-13.
Dalam catatan penjelajah Eropa seperti bangsa Portugis dan Belanda pada abad ke-16, masyarakat Aru dikenal sebagai pelaut pemberani dan pedagang andal. Karena nilai ekonominya yang tinggi, kawasan ini sempat menjadi wilayah yang diperebutkan antara Kesultanan Tidore dan VOC Belanda.
Kolonialisme dan Perubahan Sosial
Kedatangan bangsa Eropa membawa perubahan besar, termasuk penyebaran agama Kristen oleh misionaris yang aktif sejak abad ke-17.
Meskipun banyak yang memeluk agama Kristen (Protestan dan Katolik), sebagian masyarakat tetap mempraktikkan kepercayaan lama yang bersifat animisme dan menghormati roh leluhur.
Kehidupan masyarakat Aru saat ini menggambarkan perpaduan antara keyakinan modern dan adat istiadat yang masih dilestarikan.
Upacara tradisional tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan ditampilkan dalam berbagai festival budaya.
BACA JUGA:Jejak Budaya Maluku di Museum Siwalima: Dari Koleksi Sejarah hingga Kearifan Lokal
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Bajo: Pengembara Laut dari Masa ke Masa!
Pelestarian Identitas di Tengah Ancaman
Seiring laju pembangunan dan aktivitas eksploitasi sumber daya, masyarakat Aru menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan tanah adat dan budaya mereka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
