Sejarah Bukit Kerang: Menelusuri Jejak Peradaban Manusia Purba di Nusantara!
Sejarah Bukit Kerang: Menelusuri Jejak Peradaban Manusia Purba di Nusantara!-net:foto-
Salah satu lokasi Bukit Kerang paling terkenal di Indonesia terletak di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di daerah sekitar Langsa dan Medan.
Di daerah ini ditemukan beberapa bukit kerang seperti di Gua Tewet dan Gua Harimau. Bukit-bukit tersebut diperkirakan berusia antara 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
Selain di Sumatera, bukit serupa juga ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi, meskipun tidak sebanyak di kawasan barat Indonesia.
Penemuan Bukit Kerang ini banyak membantu arkeolog memahami peradaban manusia di masa Mesolitikum, yakni masa transisi antara kehidupan berburu dan meramu menuju pertanian dan permukiman tetap.
Temuan Arkeologis dan Nilai Historis
BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu, Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Sahu!
Penggalian arkeologis di Bukit Kerang mengungkap banyak hal menarik. Para peneliti menemukan alat-alat batu seperti kapak genggam, serpih, dan mata panah.
Selain itu, ditemukan juga perhiasan dari tulang dan cangkang kerang yang menunjukkan bahwa manusia masa itu telah memiliki nilai estetika dan budaya simbolik.
Salah satu penemuan penting adalah adanya sisa-sisa tulang manusia yang terkubur di dalam bukit tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tempat ini mungkin juga berfungsi sebagai lokasi pemakaman.
Dengan analisis karbon dan teknik penanggalan lainnya, arkeolog dapat memperkirakan usia lapisan tanah serta pola kehidupan dan kebiasaan manusia purba yang menghuni kawasan itu.
Selain sebagai sumber pangan, kerang-kerangan juga mungkin digunakan sebagai alat tukar atau bagian dari ritual.
Terutama karena beberapa cangkang ditemukan dalam posisi tertentu yang menunjukkan adanya makna simbolis.
Bukti Awal Permukiman Tetap
BACA JUGA:Sejarah Suku Zulu: Perjalanan Sebuah Bangsa Pejuang dari Afrika Selatan!
Keberadaan Bukit Kerang menunjukkan adanya pola kehidupan yang lebih menetap dibandingkan kehidupan nomaden.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
