Sejarah Suku Osing: Menelusuri Jejak Budaya Leluhur di Ujung Timur Jawa!
Sejarah Suku Osing: Menelusuri Jejak Budaya Leluhur di Ujung Timur Jawa!-net: foto-
Salah satu ciri khas Suku Osing adalah bahasanya yang disebut “bahasa Osing” atau “Basa Using”.
Bahasa ini merupakan campuran dari bahasa Jawa Kuno dan Bali, mencerminkan posisi geografis dan sejarah Banyuwangi sebagai perbatasan budaya antara Jawa dan Bali.
Meskipun mirip dengan bahasa Jawa, bahasa Osing memiliki kosakata dan intonasi yang berbeda.
Dalam hal budaya, Suku Osing memiliki banyak tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini.
Salah satu yang paling terkenal adalah tradisi Kebo-Keboan, sebuah ritual yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan kesuburan hasil panen.
Dalam ritual ini, para lelaki berdandan seperti kerbau dan menari diiringi gamelan serta doa-doa tradisional.
Selain itu, terdapat juga ritual Barong Osing, yang serupa dengan tradisi Barong di Bali, mencerminkan akar budaya Hindu-Buddha yang masih kuat.
Sistem Kepercayaan
BACA JUGA:Sejarah Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu: Warisan Dakwah Sang Wali yang Tak Lekang oleh Zaman!
Meskipun mayoritas masyarakat Osing kini memeluk agama Islam, praktik keagamaan mereka masih bercampur dengan unsur-unsur kepercayaan leluhur.
Sinkretisme ini terlihat dalam pelaksanaan upacara-upacara adat, seperti selamatan desa, ritual bersih desa, hingga hari-hari keramat tertentu yang masih dihormati.
Sebagian kecil masyarakat Osing juga masih menganut kepercayaan lokal yang disebut sebagai agama Kapitayan atau agama Jawa asli.
yang berfokus pada pemujaan terhadap roh leluhur dan kekuatan alam. Ini menjadi bukti bahwa akulturasi dan toleransi budaya tumbuh dengan kuat di komunitas Osing.
Perjuangan Identitas dan Pelestarian Budaya
Suku Osing sempat mengalami tekanan budaya, terutama pada masa kolonial dan awal kemerdekaan, ketika budaya Jawa standar mulai mendominasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
