Ulama di Garis Depan Peran Mengejutkan K.H. Hasyim Asy’ari dalam Revolusi
--
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Macam: Ikon Seni Kontemporer Indonesia!
Banyak pihak menilai bahwa tanpa dorongan moral dan religius dari K.H. Hasyim Asy’ari dan para ulama lainnya, perjuangan fisik rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan akan sulit mencapai intensitas seperti yang terjadi di Surabaya.
Bahkan Bung Karno sendiri mengakui peran vital ulama dalam membangkitkan semangat rakyat melawan penjajah.
K.H. Hasyim Asy'ari meninggal pada tanggal 25 Juli 1947, tetapi semangatnya untuk perjuangan tidak pernah padam, Hingga kini, Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang ia dirikan, tetap menjadi salah satu kekuatan moral dan sosial terbesar di Indonesia.
Nilai-nilai perjuangan, keberagaman, toleransi, dan kecintaan terhadap tanah air yang ia tanamkan terus diteruskan oleh generasi penerus.
BACA JUGA:Sejarah Bukit Jaddih: Dari Tambang Kapur Menuju Destinasi Wisata Madura!
Pada 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional sebagai bentuk penghargaan atas Resolusi Jihad dan peran para ulama dalam mempertahankan kemerdekaan.
Ini menjadi bukti bahwa sejarah telah mencatat K.H. Selain menjadi ulama terkenal, Hasyim Asy'ari juga merupakan pahlawan bangsa yang diabadikan dalam tinta perjuangan.
K.H. Hasyim Asy’ari adalah contoh nyata bahwa kekuatan spiritual dapat menjadi bahan bakar utama dalam revolusi kemerdekaan.
Dengan keteguhan iman dan cinta tanah air, ia membuktikan bahwa agama dan nasionalisme bukan dua hal yang bertentangan, melainkan dua pilar kokoh dalam membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.
BACA JUGA:Menggali Sejarah dan Asal Usul Suku Bugis yang Kaya Akan Budaya
Semangat perjuangannya masih hidup di zaman sekarang sebagai inspirasi untuk mencintai negara dan menjaga kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
