Terungkap Peran Rahasia Sultan HB IX dalam Diplomasi Kemerdekaan
--
PAGARALAMPOS.COM - Di balik megahnya sejarah kemerdekaan Indonesia, ada tokoh-tokoh yang perannya tak selalu tertulis di halaman depan buku sejarah.
Mereka bergerak dalam diam, berjuang dalam senyap, dan mengukir pengaruh dengan elegansi diplomatik yang tak banyak diketahui publik.
Salah satu tokoh itu adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Nama Sultan HB IX mungkin lebih sering disebut dalam konteks keistimewaan Yogyakarta atau sebagai Wakil Presiden ke-2 RI.
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Benteng Otanaha: Jejak Pertahanan di Atas Danau Limboto!
Namun, sedikit yang tahu betapa besarnya peran diplomasi yang ia mainkan di balik layar, terutama di masa-masa genting awal kemerdekaan.
Agustus 1945. Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya.
Republik ini masih bayi, belum punya taring, bahkan belum diakui dunia.
Dalam kekacauan itu, satu keputusan mengejutkan datang dari Keraton Yogyakarta. Sri Sultan HB IX, penguasa monarki Jawa yang punya legitimasi turun-temurun, menyatakan dukungan penuh kepada Republik Indonesia.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Benteng Indrapatra: Jejak Kejayaan Masa Silam di Pesisir Aceh!
Tindakan itu bukan sekadar simbolik.
Di dunia diplomasi, dukungan seorang raja dengan basis tradisional yang kuat merupakan kartu truf yang menentukan.
Sultan HB IX bukan hanya sekadar mengirimkan surat.
Ia mengubah Keraton menjadi pusat pemerintahan de facto ketika Jakarta tidak lagi aman. Ibukota Republik pun dipindahkan ke Yogyakarta, bukan tanpa alasan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
