Pemkot PGA

Dari Koran Jadul ke Digital Inilah Evolusi Mengejutkan Komik Indonesia

Dari Koran Jadul ke Digital Inilah Evolusi Mengejutkan Komik Indonesia

--

PAGARALAMPOS.COM - Komik Indonesia mungkin tak sepopuler manga Jepang atau komik superhero dari Amerika, namun jejaknya yang panjang dan kaya layak mendapatkan sorotan. 

Dari era kolonial hingga zaman digital, komik Indonesia telah berkembang menjadi salah satu bentuk seni visual yang merefleksikan budaya, kritik sosial, dan semangat zaman. 

Sejarahnya adalah potret perjalanan bangsa dalam bingkai gambar dan dialog.

Sejarah komik Indonesia berasal dari Hindia Belanda.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Benteng Otanaha: Jejak Pertahanan di Atas Danau Limboto!

 

Pada tahun 1930-an, majalah dan surat kabar mulai memuat kartun bergaya strip sebagai hiburan ringan. 

Salah satu pionirnya adalah Put On, tokoh ciptaan Kho Wan Gie yang muncul di harian Sin Po. Komik ini menampilkan kehidupan sehari-hari seorang Tionghoa-Indonesia yang kocak dan penuh sindiran sosial. 

Meskipun sederhana, Put On dianggap sebagai awal komik strip modern Indonesia. 

 

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Benteng Indrapatra: Jejak Kejayaan Masa Silam di Pesisir Aceh!

Memasuki era kemerdekaan, dunia komik Indonesia mengalami masa keemasan. 

Seniman seperti R.A. Kosasih tampil sebagai bintang. 

Karya terkenalnya, Sri Asih, keluar pada tahun 1954, dan menjadi superhero perempuan pertama di Indonesia. Selain itu, Kosasih mempopulerkan wayang, seperti Mahabharata dan Ramayana, yang digambarkan dengan gaya gambar realis khas.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Prasasti Karang Berahi: Jejak Kejayaan Masa Lalu di Tanah Jambi!

 

Pada periode ini, komik dicetak dalam bentuk buku atau seri mingguan. 

Penerbit seperti Maranatha dan Elex Media Komputindo mulai memainkan peran penting. Tema-tema yang diangkat beragam: dari kepahlawanan, sejarah, hingga kisah detektif dan percintaan.

Namun, memasuki dekade 1980-an, komik Indonesia mulai terdesak. 

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Museum Bahari: Menyimpan Koleksi Maritim Langka dari Masa ke Masa

 

Gelombang komik Amerika dan manga Jepang mulai berkembang dengan cepat.

Komik lokal kalah bersaing karena lebih murah dan tersebar luas. 

Banyak seniman beralih ke bidang ilustrasi atau animasi iklan. 

Era ini bisa dibilang sebagai "musim dingin" bagi komik Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Suku Dani dan Ritual Potong Jari: Tradisi, Makna, dan Perubahannya dalam Kehidupan Masyarakat Papua!

Beruntung, semangat berkarya tak pernah padam. Di awal 2000-an, muncul gelombang baru komikus muda yang memanfaatkan internet sebagai medium. 

Platform seperti Komiknesia, Webtoon, dan Instagram menjadi tempat lahirnya karya-karya segar. 

Nama-nama seperti Sweta Kartika, Is Yuniarto, dan Faza Meonk dengan karakter legendarisnya Si Juki, menjadi bukti bahwa komik lokal bisa bangkit dan dicintai generasi baru.

Si Juki, misalnya, sukses tak hanya sebagai komik digital, tapi juga merambah ke layar lebar dan merchandise. 

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Ritual Rambu Solo: Warisan Adat Pemakaman Masyarakat Toraja!

 

Ini menandai fase baru di mana komik bukan hanya karya seni, tapi juga bagian dari industri kreatif yang menjanjikan.

Keistimewaan komik Indonesia terletak pada kemampuannya merekam denyut sosial masyarakat. 

Komik-komik seperti Gundala, Panji Tengkorak, atau bahkan karya indie yang mengangkat isu lingkungan dan politik, menjadi bukti bahwa komik bukan sekadar hiburan, tapi juga medium penyampaian pesan.

Dukungan dari pemerintah dan komunitas saat ini terus meningkat.

BACA JUGA:Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!

 

Festival komik, kompetisi nasional, hingga kolaborasi dengan pembuat film memperkuat posisi komik sebagai bagian dari warisan budaya modern.

Kini, komik Indonesia berada di persimpangan penting. 

Di satu sisi, tantangan datang dari globalisasi dan algoritma media sosial yang cepat berubah. 

Di sisi lain, peluang terbuka lebar lewat teknologi, kolaborasi lintas media, dan pasar internasional,Generasi baru komikus tak hanya harus pandai menggambar, tapi juga cerdas membangun karakter, cerita, dan komunitas.

BACA JUGA:Indonesia Hampir Terpecah Ini Sejarah Kelam Republik Serikat yang Jarang Dibahas

Sejarah panjang komik Indonesia adalah kisah tentang ketekunan, adaptasi, dan cinta pada budaya. Dari lembar hitam putih di surat kabar lawas hingga layar sentuh ponsel pintar, komik tetap menjadi teman setia yang mengajak k

ita tertawa, berpikir, dan bermimpi.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait