Dentuman Meriam Menggema Serangan Umum 1 Maret yang Mengguncang Dunia
--
PAGARALAMPOS.COM - Subuh belum benar-benar lahir.
Yogyakarta masih terlelap.
Tapi dini hari itu, suara letusan senapan dan dentuman meriam membangunkan bukan hanya warga kota, tapi dunia.
Serangan Umum 1 Maret 1949 bukan sekadar serbuan militer Ia adalah pesan Bahwa Indonesia belum mati Bahwa Republik ini masih bernapas.
BACA JUGA:Sejarah Candi Sanggrahan: Warisan Spiritual dan Jejak Majapahit di Tanah Tulungagung!
Inilah momen langka ketika sejarah tidak hanya ditulis oleh darah dan peluru, tapi juga oleh kecerdikan dan keberanian politik.
Bayangkan Yogyakarta saat itu sudah dikuasai Belanda.
Ibukota darurat telah jatuh.
Pemimpin nasional ditawan, Dunia mulai ragu.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Batujaya: Warisan Budaya Tersembunyi di Tanah Karawang!
Letkol Soeharto ya, nama itu akan menjadi besar kelak ditunjuk sebagai komandan lapangan. Ia tidak sendiri.
Ada Sultan Hamengkubuwono IX yang membuka lebar pintu Keraton, menjadikannya markas gerilya. Ini bukan semata perang gerilya.
Ini panggung teatrikal berskala nasional yang dirancang milimeter demi milimeter.
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Candi Banyunibo: Jejak Keagungan Agama Buddha di Tanah Jawa!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
