Asal-usul dan Tradisi Suku Sunda: Identitas Budaya yang Tetap Lestari
Asal-usul dan Tradisi Suku Sunda: Identitas Budaya yang Tetap Lestari-Foto: net -
Di bawah pemerintahan Amerika Serikat, Manila mengalami modernisasi pesat. Pembangunan sistem transportasi, sekolah, dan pusat pemerintahan menjadi prioritas utama.
Pada tahun 1935, Filipina memperoleh status Persemakmuran, dengan Manila sebagai ibu kotanya.
Namun, perkembangan ini terhenti saat Jepang menduduki Filipina pada 1942 selama Perang Dunia II. Pada tahun 1945, Pertempuran Manila mengakibatkan kehancuran besar dan banyak korban jiwa akibat pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan Jepang.\
BACA JUGA:Sejarah Gua Pawon: Jejak Peradaban Manusia Purba di Jawa Barat!
BACA JUGA:Sejarah Gua Leang-Leang: Mengungkap Jejak Kehidupan Manusia Prasejarah di Sulawesi Selatan!
Kemerdekaan dan Perkembangan Urban (1946-1972)
Setelah Filipina meraih kemerdekaan pada 1946, pertumbuhan populasi dan ekonomi di Manila semakin pesat.
Pada tahun 1975, Presiden Ferdinand Marcos secara resmi membentuk Metro Manila sebagai kawasan metropolitan yang mencakup 17 kota dan munisipalitas, termasuk Manila, Quezon City, Makati, dan Pasig.
Namun, era Marcos juga diwarnai dengan kebijakan darurat militer pada 1972, yang berujung pada meningkatnya ketidakpuasan publik.
Puncaknya terjadi pada Revolusi EDSA 1986 yang menggulingkan Marcos dan membawa Corazon Aquino ke kursi kepresidenan.
BACA JUGA:Sejarah Museum Manusia Purba Sangiran: Menyingkap Jejak Awal Peradaban di Nusantara!
BACA JUGA:Kisah Sejarah Museum Sonobudoyo: Menyelami Kekayaan Budaya Jawa di Jantung Yogyakarta!
Tantangan dan Perkembangan Modern
Seiring waktu, Metro Manila berkembang menjadi pusat bisnis, pemerintahan, dan budaya di Filipina.
Namun, pesatnya urbanisasi juga menghadirkan berbagai tantangan, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, banjir, dan kesenjangan sosial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
