Jejak Peradaban Maya di Mesoamerika: Sejarah, Kepercayaan, dan Kejayaan yang Terlupakan

Peradaban Maya, yang menguasai sepertiga wilayah Mesoamerika, memiliki hubungan erat dengan budaya lain seperti Olmek, Mixtek, Teotihuacan, dan Aztek.

Pada periode Klasik Awal, kota-kota seperti Tikal dan Kaminaljuyu menjadi pusat kebudayaan yang memengaruhi wilayah luas, termasuk dataran tinggi Meksiko Tengah, sebagaimana tercermin dalam artefak yang ditemukan di Tetitla, Teotihuacan.

Pada abad ke-9, lukisan mural di Cacaxtla menunjukkan pengaruh kuat budaya Maya setelah runtuhnya Teotihuacan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kerajaan Salakanegara: Kerajaan Tertua Dalam Sejarah Indonesia atau Nusantara!

BACA JUGA:Kemegahan dan Perjuangan: Sejarah Panjang Kesultanan Ternate

Ini mungkin mencerminkan upaya melestarikan warisan budaya atau menegaskan kembali identitas kultural mereka. Kota-kota seperti Chichen Itza dan Tula juga menjalin hubungan erat melalui jaringan perdagangan dan pertukaran budaya yang tersebar di seluruh Mesoamerika.

Wilayah geografis kekuasaan Maya meliputi Semenanjung Yukatan, Guatemala, Belize, serta bagian dari Honduras dan El Salvador, dengan lanskap beragam mulai dari dataran rendah hingga hutan lebat di wilayah Petén, Guatemala.

Zona pesisir Soconusco di selatan Pegunungan Sierra Madre de Chiapas memperlihatkan kekayaan alam yang beragam, dari dataran pantai hingga kawasan pegunungan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kerajaan Salakanegara: Kerajaan Tertua Dalam Sejarah Indonesia atau Nusantara!

BACA JUGA:Menyelami Makna Sejarah Suku Kajang: yang Tertua Di indonesia!

Keanekaragaman lingkungan ini menjadi faktor penting yang mendukung perkembangan ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

Dataran tinggi di Guatemala dan Chiapas menjadi pusat kebudayaan utama dengan ekosistem yang memungkinkan pertanian berkelanjutan dan permukiman stabil, menjadikannya fondasi penting bagi keberlangsungan peradaban Maya hingga masa pra-Kolumbus.

Sumber: