Pemkot PGA

Jejak Sejarah Sultan Hamengkubuwono I: Mengungkap Fakta Unik Benteng Kraton Jogja

Jejak Sejarah Sultan Hamengkubuwono I: Mengungkap Fakta Unik Benteng Kraton Jogja

Jejak Sejarah Sultan Hamengkubuwono I: Mengungkap Fakta Unik Benteng Kraton Jogja-Foto: net -

Kelima plengkung tersebut memiliki nama unik, yaitu Plengkung Tarunasura (Wijilan) di timur laut, Plengkung Jagasura (Ngasem) di barat laut, Plengkung Jagabaya (Tamansari) di barat, Plengkung Nirbaya (Gadhing) di selatan, dan Plengkung Madyasura (Gondomanan) di timur.

Sayangnya, seiring waktu, banyak bagian benteng yang rusak atau tertutup permukiman.

Dua peristiwa besar yang mempercepat perubahan ini adalah gempa bumi tahun 1867 dan pendudukan Jepang pada 1942-1945.

Akibat gempa, Sultan Hamengkubuwono VI mengizinkan abdi dalem menempati area di sekitar benteng sebagai tempat tinggal darurat, yang kemudian berlanjut ke generasi berikutnya.

Begitu pula saat masa penjajahan Jepang, rakyat mencari perlindungan di sekitar benteng dengan izin dari Sultan Hamengkubuwono IX.

BACA JUGA:Sejarah Desa Adat Ratenggaro: Tradisi dan Budaya Warga yang Dilakukan!

BACA JUGA:Sejarah Wayang Orang: Tradisi dan Kesenian yang Memadukan Tari, Musik!

Kini, dari lima plengkung, hanya dua yang masih tampak utuh, yaitu Plengkung Wijilan dan Plengkung Gadhing.

Bagian benteng yang tersisa meliputi Pojok Beteng Wetan, Pojok Beteng Kulon, dan Pojok Beteng Lor, serta dinding yang membentang dari Plengkung Gadhing hingga Pojok Beteng Wetan.

Meski sebagian telah berubah, Benteng Keraton Jogja tetap menjadi saksi bisu kejayaan sejarah dan budaya Yogyakarta yang patut dijaga kelestariannya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait