Sejarah Singkat Rumah Adat Aceh: Memiliki Keunikan dan Makna dalam Arsitekturnya!

BACA JUGA:Monumen Bajra Sandhi: Sejarah Berdirinya Monumen, Keindahan Arsitektur dan Filosofi di Baliknya!

Dan kedua kain tadi akan menjadi lambang atau biasa dianggap tameh putroe dan  tameh radja.

ke 2 tameh ini tidak hanya berlaku pada pembangunan rumah saja akan tetapi jua digunakan dalam pembangunan balai desa atau masjid.

Masih dari buku Meukuta Alam, dijelaskan bagian pekarangan serta tempat tinggal asal Rumoh Aceh akan menjadi hak milik ibu dan  anak perempuan.

Jadi, Bila nanti ketua famili tewas maka rumah tersebut akan sebagai milik anak perempuan. jika tidak memiliki anak perempuan, maka rumah itu sebagai hal milik istri. dan ketentuan ini tidak bisa dibelokkan sesuai tata cara Aceh.

BACA JUGA:Sejarah dan Latar Belakang Dibangunnya Museum Tsunami di Aceh: Arsitektur, Ruang, dan Koleksi!

hingga waktu ini, rumah tata cara Aceh atau Rumoh Aceh masih terus dipergunakan oleh warga  yang tinggal di daerah pedesaan.

banyak sekali wilayah yg masih menggunakan Rumoh Aceh antara lain Aceh Selatan, Aceh besar dan Aceh Barat Daya.

Jenis-Jenis rumah istiadat Aceh

karakteristik spesial primer dari rumah istiadat Aceh ini bisa ditinjau berasal pintu yg tingginya lebih kurang 120-150 cm.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Daeng Maleini: Kisah Istri Putra Raja Indrapura di Mukomuko

Ya, tidak terlalu tinggi mirip rumah istiadat lainnya, sebagai akibatnya bagi yang hendak memasuki tempat tinggal  harus menunduk lebih dulu.

Sama halnya dengan tempat tinggal adat berasal suku lainnya, Rumoh Aceh mempunyai beberapa jenis yaitu:

1. rumah Santeut

tempat tinggal Santeut atau biasa diklaim menggunakan Tampong Limong. Bentuk dari rumah norma Aceh ini terbilang sederhana karena jenis ini kerap dihuni oleh rakyat pada umumnya. Tinggi dari tiap ruangan didesain lebih kurang 1,5 meter.
BACA JUGA:Sejarah Candi Muaro Jambi, Mengungkap Misteri-Misteri dan Keunikan Candi Muaro Jambi!

Sumber: