Pemkot PGA

Suku Dayak di Kalimantan: Warisan Sejarah dan 4 Tradisi Unik yang Tetap Lestari

Suku Dayak di Kalimantan: Warisan Sejarah dan 4 Tradisi Unik yang Tetap Lestari

Suku Dayak di Kalimantan: Warisan Sejarah dan 4 Tradisi Unik yang Tetap Lestari-Foto: net -

BACA JUGA:Misteri dan Sejarah Gunung Singgalang: Keajaiban Alam di Sumatera Barat

Sebagian penduduknya kemudian bermigrasi ke pedalaman, yang kini dikenal sebagai wilayah Suku Dayak Lawangan.

Pengaruh Islam mulai masuk ke Kalimantan sekitar tahun 1520 melalui Kerajaan Demak dan pedagang Melayu.

Beberapa anggota Suku Dayak memeluk Islam dan menjadi bagian dari suku Banjar atau Kutai, sementara lainnya tetap mempertahankan tradisi leluhur mereka.

Pakaian Tradisional Suku Dayak

Pakaian tradisional pria dikenal sebagai Sadaq, terdiri dari rompi, ikat kepala dari pandan, dan cawat atau Abet Kaoq, dilengkapi dengan senjata khas Mandau.  

Untuk wanita, pakaian adatnya disebut Ta’a, yang terdiri dari atasan Sapei Inoq dan bawahan berupa rok berhiaskan manik-manik beragam warna.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: 5 Kota Tertua di Indonesia yang Masih Berdiri Kokoh!

BACA JUGA:Faktor-Faktor Penyebab Kejatuhan Kerajaan Kediri: Mengungkap Misteri Sejarahnya

Tradisi Khas Suku Dayak

Suku Dayak memiliki beragam tradisi unik yang terus dijaga, di antaranya:  

1. Telingaan Aruu  

Tradisi memanjangkan daun telinga menggunakan anting berbentuk gelang besar dari tembaga, yang dikenal sebagai belaong dalam bahasa Kenyah.

2. Kwangkey

Ritual kematian khas Suku Dayak Benuaq ini bertujuan untuk menghormati arwah leluhur, mengakhiri masa berkabung, serta mendoakan kedamaian mereka di alam akhirat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait