Sejarah Indonesia: Regu Pembunuh Hindia Belanda yang Mematikan, Yang Beroperasi Senyap
Foto : Marinir Belanda menginterogasi tentara TNI yang ditangkap, dekat Surabaya (Jawa Timur), Agustus 1948. Untuk melakukan tindakan ekstrem terhadap Republik, militer Belanda membentuk 'regu pembunuh'. (Hugo Wilmar/Mariniersbrigade/NIMH/)-Sejarah Indonesia: Regu Pembunuh Hindia Belanda yang Mematikan, Yang Beroperasi Senyap -National geographic
Meski lebih cair posisi mereka di bawah militer Belanda, mereka bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan militer.
Awalnya, kelompok tentara Belanda berkulit putih menjadi bagian dari "regu pembunuh" ini. Hanya saja, perbedaan ras membuat mereka dikenali.
Sehingga regu ini lebih banyak diisi oleh personel orang Indonesia--biasanya orang Maluku--atau keturunan Indo, dan mata-mata dari kalangan warga yang mendukung Belanda.
Sepanjang 1945–1949, berbagai diplomasi diadakan dalam sejarah Indonesia. Perjanjian-perjanjian politik itu pernah membentuk perbatasan antara kuasa Republik Indonesia dan Belanda. Kalangan militer dari kedua belah pihak harus berpindah untuk menghormati kesepakatan.
BACA JUGA:Keindahan dan Sejarah Curug Orok, Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda!
Akan tetapi, garis demarkasi ini kerap dilanggar. Dalam narasi sejarah Indonesia, Belanda sering melanggar. Begitu pula dalam sejarah Belanda, kalangan Indonesia melanggar perbatasan demarkasi.
"Regu pembunuh" aktif di kawasan militer Belanda selama periode ini untuk mengantisipasi pergerakan pejuang Republik. Anehnya, mereka juga aktif di garis demarkasi sisi Indonesia.
Melansir Historiek, aktivitas ini mengejutkan karena Belanda sendiri sering mengeluhkan pelanggaran yang dilakukan di garis gencatan senjata tersebut. Bisa jadi, pelanggaran-pelanggaran di sekitar perbatasan disebabkan oleh aktivitas "regu pembunuh" ini untuk provokasi.
Aktivitas mereka tidak luput dari militer resmi Belanda atau KNIL. Misalnya, salah satu kesaksian tentara dalam buku Limpach menyatakan, “Ternyata pasukan kejut kampung ini juga sudah lewat, karena ada beberapa mayat di sepanjang jalan
BACA JUGA:Kasdam : Waspadai Ancaman Penjajahan Modern Yang Kian Nyata
Regu yang dibentuk oleh badan intelijen ini melakukan pekerjaan kotor KNIL. Mereka yang terdiri dari kalangan pribumi sangat diandalkan karena mengetahui bahasa, budaya, dan adat istiadat, dibandingkan serdadu Belanda.
Diperkirakan ada sekitar 5.000 orang dari 220.000 tentara KNIL bekerja sebagai "regu pembunuh". Mereka dapat beraksi di luar tindakan hukum, termasuk kekerasan ekstrem yang dilakukan militer Belanda dalam sejarah Indonesia.
Intelijen Kontraproduktif
Bagaimanapun, perang kemerdekaan Indonesia dimenangkan oleh Republik. Perang ini melibatkan intelijen pada kedua belah pihak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
