Asal-Usul Gunung Bromo dan Suku Tengger: Kisah Roro Anteng–Joko Seger hingga Upacara Yadnya Kasada

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata alam paling populer di Jawa Timur, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Gunung berapi ini masih aktif dan diketahui mengalami erupsi berkala sekitar setiap 30 tahun sejak abad ke-20.

Berdasarkan berbagai catatan dan cerita yang berkembang, Gunung Bromo diyakini terbentuk dari letusan besar Gunung Tengger pada masa lampau.

Legenda Gunung Bromo dan Suku Tengger Hingga Tradisi Kasad

Selain pesonanya, Gunung Bromo juga terkenal karena kisah legendaris yang melekat kuat pada kehidupan masyarakat Suku Tengger. Hingga kini, mereka masih menjaga tradisi suci yang diwariskan turun-temurun, yaitu Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.

Upacara ini merupakan bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan.

BACA JUGA:Lagi Cari Lampu LED Motor Terbaik? Ini 5 Pilihan yang Paling Direkomendasikan!

Asal Usul Suku Tengger

Suku Tengger menetap di kawasan sekitar Bromo, meliputi Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.

Nama “Tengger” dipercaya berasal dari gabungan nama dua tokoh legenda: Roro Anteng dan Joko Seger, yang dianggap sebagai leluhur pertama masyarakat ini.

Mereka merupakan komunitas yang masih mempertahankan ajaran Hindu Dharma, warisan dari masa kejayaan Majapahit.

Kehidupan mereka sederhana, menjunjung adat, dan erat dengan alam. Tradisi serta kepercayaan yang mereka pegang tetap lestari hingga sekarang.

Legenda Gunung Bromo: Kisah Roro Anteng dan Joko Seger

Menurut cerita rakyat, Roro Anteng — keturunan bangsawan Majapahit — menikah dengan Joko Seger, seorang pemuda berhati baik. Keduanya menjadi pemimpin wilayah Tengger. Namun, mereka lama tidak memiliki keturunan.

BACA JUGA:Yamaha Perkenalkan Motor Listrik E01 untuk Pasar Indonesia: Inovasi Ramah Lingkungan dengan Teknologi Hybrid!

Sumber: