Dari Oven Eropa ke Dapur Indonesia: Perbedaan Roti yang Bikin Lidah Terkesan
Dari Oven Eropa ke Dapur Indonesia: Perbedaan Roti yang Bikin Lidah Terkesan-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Roti memegang peranan penting dalam tradisi kuliner di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa dan Indonesia.
Meskipun bahan dasarnya hampir sama—tepung, air, dan ragi—perbedaan mencolok muncul dari tambahan bahan, teknik pembuatan, tekstur, hingga cara menikmatinya.
1. Bahan dan Tekstur
Roti Eropa: Biasanya menggunakan bahan berkualitas tinggi, seperti tepung terigu pilihan, ragi, air, dan garam. Beberapa jenis roti menambahkan mentega, telur, atau susu untuk menghasilkan rasa yang kaya dan tekstur lembut.
Roti Eropa umumnya padat atau kenyal dengan kerak renyah, contohnya baguette Prancis atau roti gandum Jerman.
BACA JUGA:Segudang Manfaat Jus Mangga Untuk Kesehatan Jarang Diketahui!
BACA JUGA:Yuk Intip! Inilah 8 Manfaat Jus Buah Naga Untuk Kesehatan Yang Luar Biasa
Roti Indonesia: Memanfaatkan bahan lokal seperti santan, kelapa, gula merah, pisang, atau kacang. Teksturnya cenderung lebih lembut, ringan, dan manis, seperti roti kukus atau roti sobek.
2. Proses Pembuatan
Roti Eropa: Membutuhkan fermentasi lebih lama agar rasa lebih mendalam dan teksturnya kenyal. Pemanggangan biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk menciptakan kerak yang garing.
Roti Indonesia: Waktu fermentasi lebih singkat, dan teknik pemanggangannya sederhana sehingga roti cepat siap disajikan.
3. Ragam dan Variasi
Roti Eropa: Variasinya sangat banyak, tergantung daerah asal, misalnya focaccia dari Italia, brioche dari Inggris, hingga roti gandum khas Jerman. Ragam ini terbentuk dari tradisi dan bahan setempat.
Roti Indonesia: Meskipun jumlah variannya lebih terbatas, roti manis seperti roti kukus, roti sobek, dan roti isi kacang hijau sangat digemari. Biasanya disajikan sederhana sebagai camilan atau teman minum teh dan kopi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
