Boyang, Rumah Adat Suku Mandar yang Menyimpan Jejak Sejarah dan Falsafah Leluhur
Boyang, Rumah Adat Suku Mandar yang Menyimpan Jejak Sejarah dan Falsafah Leluhur-Foto: Net-
PAGARALAMPOS.COM - Rumah Boyang merupakan Rumah tradisional khas masyarakat Mandar yang tinggal di pesisir barat Sulawesi Barat, khususnya di daerah Polewali Mandar, Majene, dan Mamuju.
Rumah ini lebih dari sekadar tempat tinggal; ia mencerminkan struktur sosial, kepercayaan, serta nilai budaya yang telah melekat erat dalam kehidupan masyarakat Mandar, yang kuat dengan akar tradisi maritim dan adat istiadatnya.
Asal-usul dan Filosofi di Balik Rumah Boyang
Dalam bahasa Mandar, “Boyang” berarti rumah. Tradisi membangun Rumah Boyang sudah berlangsung selama berabad-abad, tumbuh bersama komunitas pesisir yang menggantungkan hidupnya pada laut.
Desain rumah ini sangat menyesuaikan lingkungan tropis yang sering kali rawan banjir. Struktur panggung yang tinggi berfungsi untuk melindungi penghuni dari banjir dan hewan liar.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bukit Zaitun: Titik Suci dalam Lintasan Waktu!
BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu, Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Sahu!
Secara simbolis, bagian-bagian rumah dianggap sebagai representasi tubuh manusia: kolong sebagai kaki, bagian utama sebagai tubuh, dan atap sebagai kepala, menunjukkan bahwa rumah adalah bagian hidup yang melekat pada penghuninya.
Ciri Arsitektur dan Struktur Bangunan
Rumah Boyang dibangun dengan tiang kayu tinggi yang menjulang sekitar dua hingga tiga meter dari permukaan tanah. Kolong rumah dimanfaatkan sebagai ruang penyimpanan alat pertanian atau tempat memelihara ternak sekaligus perlindungan terhadap binatang dan banjir.
Atap rumah biasanya berbentuk pelana dan terbuat dari bahan alami seperti ijuk atau daun rumbia, walau saat ini penggunaan bahan seng mulai diterapkan sebagai adaptasi modern.
Dinding dan lantai menggunakan kayu keras seperti ulin atau jati yang tahan terhadap cuaca ekstrem.
Keunikan rumah ini terlihat pada ornamen ukiran khas yang menghiasi pintu dan jendela, dengan motif flora, fauna laut, dan pola geometris yang melambangkan keselarasan dengan alam sekitar.
BACA JUGA:Jejak Budaya Maluku di Museum Siwalima: Dari Koleksi Sejarah hingga Kearifan Lokal
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
