Sejarah Goa Maria Sendangsono: Jejak Iman di Tengah Alam Menoreh!
Sejarah Goa Maria Sendangsono: Jejak Iman di Tengah Alam Menoreh!-net:foto-
PAGARALAMPOS.COM - Goa Maria Sendangsono merupakan salah satu tempat ziarah Katolik paling terkenal di Indonesia.
Terletak di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat ini bukan hanya menjadi tujuan umat Katolik untuk berdoa dan mencari ketenangan rohani.
Tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang dalam. Berbalut keindahan alam perbukitan Menoreh, Sendangsono menjadi saksi perjalanan iman yang panjang, penuh makna, dan menyentuh hati banyak peziarah.
Awal Mula: Sebuah Sendang di Bawah Pohon Sono
BACA JUGA:Senjata Tradisional sebagai Simbol Perjuangan di Monumen Bambu Runcing
Kata "Sendangsono" berasal dari dua kata, yaitu sendang yang berarti mata air, dan sono, sejenis pohon besar yang tumbuh di sekitar area tersebut.
Sebelum menjadi tempat ziarah Katolik, lokasi ini sudah dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tempat keramat dan sumber air yang diyakini memiliki kekuatan spiritual.
Air sendang ini telah lama digunakan oleh penduduk sekitar untuk kebutuhan sehari-hari dan upacara adat.
Pada akhir abad ke-19, misionaris Katolik mulai masuk ke wilayah Kulon Progo, membawa ajaran baru kepada penduduk setempat.
Salah satu momen penting terjadi pada tanggal 14 Desember 1904, ketika dua orang warga Kalibawang.
BACA JUGA:Sejarah Suku Batak: Jejak Leluhur, Budaya, dan Identitas dari Tanah Toba!
Yakni Kasan Wiryo dan Kromodiryo, dibaptis di tempat ini oleh Pastor van Lith, seorang misionaris asal Belanda. Pembaptisan ini menandai titik awal perjalanan rohani Sendangsono sebagai tempat ziarah Katolik.
Pastor van Lith dan Peranannya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
